Selamat Datang!

Ketenangan dan Kepastian Informasi Kesehatan Jadi Kunci Gerakkan Sektor Ekonomi

RAPAT TPID- Wakil Walikota Tegal Muhamad Jumadi saat memimpin Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang membahas Perumusan Pasar Online dalam Rangka Pemulihan Ekonomi di Masa New Normal, di Ruang Rapat Lantai 1 Gedung Setda Kota Tegal, Rabu (26/8/2020)/foto: istimewa
TEGAL (ranahpesisir.com)- Ketenangan dan kepastian kondisi kesehatan di sebuah daerah menjadi kunci menggerakkan sektor perekonomian daerah. Tanpa kepastian kondisi kesehatan, masyarakat akan selalu waswas dan khawatir dalam melakukan kegiatan ekonomi. Akibatnya masyarakat akan takut untuk pergi keluar rumah untuk melakukan aktivitas ekonomi yang bisa berdampak tersendatnya roda perekonomian.

Hal itu seperti yang diungkapkan Wakil Walikota Tegal Muhamad Jumadi saat memimpin Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang membahas Perumusan Pasar On Line dalam Rangka Pemulihan Ekonomi di Masa New Normal, Rabu (26/8) di Ruang Rapat Lantai I Gedung Setda Kota Tegal.

Menurut Jumadi, peran pemerintah saat ini bersama TPID harus mampu memberikan rasa nyaman dan aman bagi warga untuk melakukan kegiatan perekonomian. Selain itu, TPID juga harus mampu memastikan ketersediaan stok pada komoditas utama di masyarakat.

“Jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan mencari keuntungan dengan menimbun komoditas yang dapat mengakibatkan inflasi. Karena itu, TPID harus mampu memastikan stok komoditas kebutuhan masyarakat aman, agar harga kebutuhan terkendali," terangnya.

Selian itu, Jumadi meminta TPID agar selalu memantau agar jangan sampai ada pihak yang memainkan atau menaikan kebutuhan warga dengan harga seenaknya.

"Bagaimana tugas kita bersama saat ini harus meyakinkan masyarakat bahwa Kota Tegal terkendali dari Covid-19," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Tegal, Taufik Amrozy mengungkapkan bahwa selama masa Pandemi Covid-19 di Kota Tegal, harga komoditas utama bahan makanan masih relatif aman dan cenderung mengalami penurunan (deflasi) sebesar 0.05%. Hal itu lebih kepada akibat adanya ketakutan tentang penyebaran Covid-19, selain daya beli yang juga menurun.

Ketidakpastian informasi tentang Covid-19, kata Taufik, membuat masyarakat enggan keluar rumah untuk melakukan kegiatan ekonomi.
Karena itu, pihaknya bersama pemerintah komitmen untuk memberikan kepastian berita tentang Covid-19 serta protokol kesehatan yang sudah disiplin diterapkan agar masyarakat yakin, sehingga orang merasa nyaman beraktivitas.
 
Saat ini, ungkap Taufik, TPID tidak hanya memantau Inflasi, namun juga menahan laju deflasi agar tidak terlalu dalam.

Dari data yang disampaikan TPID sendiri angka deflasi di Kota Tegal  per Juli 2020 sebesar -0.05% (mtm) menurun signifikan dibandingkan inflasi bulanan Kota Tegal pada Juni 2020 yang tercatat 0.42% (mtm).

Secara tahunan inflasi Kota Tegal pada Juli sebesar 1.44% (yoy) lebih rendah dibandingkan nasional sebesar 1.54 % (yoy) serta Jawa Tengah sebesar 2.08 %.

Karena itu, pihaknya bersama pemerintah akan menerapkan konsep digitalisasi UMKM.

Harapannya dengan metode tersebut bisa mengangkat UMKM yang tadinya kecil menjadi besar agar bisa ditangkap oleh sektor keuangan.

"Karena selama ini sektor informal seperti UMKM  telah terbukti paling tahan terhadap krisis. Oleh sebab itu digitalisasi UMKM melalui konsep pasar on line diharapkan mampu mempercepat gerak roda perekonomian," jelas Taufik optimis. (*)
Share this post :

Berita Populer

Statistik

 
| |
Copyright © 2016. ranahpesisir - All Rights Reserved
Admin by redaksi
Proudly presetnt by ranahpesisir.com