PURWOKERTO- Seiring berkurangnya peminat batu akik, pemberitaan Serayu Stone pun seakan hilang. Shelter yang dikhususkan untuk pedagang-pedagang batu akik, ali-ali, dan barang-barang unik dan antik itu ternyata terus bergeliat. Pengunjung yang sekedar melihat-lihat, membeli akik untuk menambah koleksi, pasang ’emban’, ada juga yang menghaluskan batu, atau melihat barang-barang antik lain, Mereka masih berdatangan di pasar antik ini
Serayu Stone Purwokerto terletak Jl. Jenderal Soedirman, Purwokerto, tepatnya di sebelah barat perempatan Pasar Wage (kira-kira 100 meter dari perempatan), tepatnya di sebelah barat Toko Batik Solo dan di depan Roti GO,
Ketua paguyuban Indro Tosan Aji mengatakan meski tidak seramai, saat batu akik sedang booming, di Serayu Stone Purwokerto masih banyak dikunjungi pencinta barang antik dan pusaka-pusaka seperti keris, aneka kerajinan, furnitur atau mebel kuno, ’emban’ atau ali-ali alias cincin, liontin, dan aneka perhiasan lain.
“Sebagian pengunjung mencari koleksi uang lama baik kertas maupun logam, biasanya untuk mas kawain yang menggunakan angka unik.” katanya
Untuk kembali mengangkat Serayu Stone. Paguyuban Pedagang Akik dan Barang Antik yang beranggolatan kurang lebih 30 orang itu menggelar Bursa Batu Akik dan Barang Antik dan Unik beberapa waktu lalu.
“Hal tersebut dilakukan untuk mendongkrak kunjungan pembeli di Srayu Stones,” kata Indro
Bupati Banyumas saat berkunjung ke Shelter Serayu Stone Minggu (1/12) pagi berjanji akan membuatkan semacam rambu dan tanda-tanda arah Serayu Stones. Agar masyarakat mengetahu keberadaaannya.
“Selain itu saya akan membuatkan tanda diselatan jalan pentunjuk arah pasar yang unik. Misalnya akik yang besar, agar orang yang lewat tertarik untuk mampir melihat dan berbelanja,” katanya
Tasiran salah satu pedagang mengaku meski tidak terlalu ramai, barang dagangannya tetap ada yang laku setiap harinya. Selain menjual akik, batu-batuan, keris, barang barang antik, Tasiran juga menjual uang logam lama.
“selain menjual barang, kami juga membeli barang-barang antik dan unik. Apabila ada yang ingin menjual barang antik bisa dijual disini,” katanya.
Sementara Jon Santriano lebih fokus menjual barang barang senjata nusantara. Meski Jon lebih dikenal dengan nama Jon Keris karena memiliki banyak keris kuno, dia juga menyimpan nusantara seperti mandau, samurai.
“Disini juga ada kudi kuno, kudi kuno itu ditandai pangkalnya itu besar dan kotak, ini senjatane wonge dewek,” katanya
Popular Posts
-
Sembilan filosofi Jawa yang diajarkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga: 1. URIP IKU URUP Hidup itu nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfa...
-
NARASUMBER - Walikota Semarang Hendrar Prihadi secara khusus diundang Transparency International menjadi narasumber dalam kegiatan "N...
-
Universitas Pancasakti (UPS) Tegal Tahun Akademik 2017-2018 kembali membuka pendaftaran penerimaan mahasiswa baru (PMB) 1 Januari-25 Agust...
-
Peta wilayah Kecamatan Banyumanik Kota Semarang/foto: doc istimewa BANYUMANIK berasal dari kata “Banyu” dan “Manik” yang konon sering d...
-
Oleh: Dr Ratna Riyanti SH MH Di Indonesia, nuansa perpolitikan dengan segala liku-likunya yang bermuara pada kekuasaan adalah suatu hal ya...