Bupati Tegal Umi Azizah saat mengisi acara Kabar Bupatiku (Kabuku) di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (kominfo)/foto: istimewa |
SLAWI- Era revolusi industri 4.0 yang
ditandai dengan digitalisasi media komunikasi dan segala aktifitas sosial
yang terpusat di masyarakat, menjadikan peran pers semakin penting, semakin
dicari. Sebagai pilar keempat demokrasi, pers menjadi rujukan informasi
tentang kebenaran, terlebih ditengah maraknya berita palsu dan hoaks yang
berseliweran di media sosial.
Hal itu disampaikan
Bupati Tegal Umi Azizah saat mengisi acara Kabar Bupatiku (Kabuku) di Kantor
Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Tegal, Senin (11/2)
kemarin.
“Pers diperlukan sebagai pilar penegak fakta
yang turut membangun narasi kebudayaan baru, membangun narasi peradaban
baru,” kata Umi.
Umi
menjelaskan, bahwa pers berperan penting merajut nilai-nilai kesantunan
sosial, budaya tabayun yang nyaris hilang dalam pola hubungan komunikasi
masyarakat sekarang yang begitu mudah mempercayai setiap informasi tanpa
mengklarifikasikan kebenarannya kepada pihak-pihak yang berkompeten. Selain
bisa menyajikan informasi kebenaran, pemberitaan pers juga harus berimbang.
Sehingga
di era disrupsi ini, lanjut Umi, mau tidak mau pers harus segera menyesuaikan
dengan gaya komunikasi masyarakat sekarang yang menuntut kecepatan, kemudahan
dan ketepatan, dimana penggunaan media digital menjadi sebuah keharusan.
“Setiap
hari rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu 8 jam lebih per harinya
untuk mengakses internet, dan 3 jam 23 menitnya untuk bermedia sosial. Tidak
hanya itu, di era multimedia ini juga menuntut kemasan konten yang tidak
hanya menarik, tapi juga kreatif, contohnya seperti penggunaan infografis
untuk menyederhanakan informasi yang rumit,” terangnya.
Umi
memandang pers sebagai mitra membangun. Pers adalah mitra pemerintah, dan pihaknya
sangat menghargai kebebasan pers, kebebasan jurnalistik. Pemerintah tidak
bisa memaksa pers untuk memuat berita yang sesuai dengan kehendaknya. Maka
dari itu, yang perlu dibangun bersama adalah iklim pers yang baik, pers
yang sehat dan profesional. (*)
|