SEMARANG- Sebagai salah
satu dari 8 kota maju di Indonesia, Kota Semarang memiliki persoalan kemacetan
lalu lintas sebagai dampak dari kemajuan masyarakat perkotaan dalam berbagai
hal. Terkait hal itu, Diskominfo Kota Semarang bekerjasama dengan Radio Idola mengundang
Kadishub Kota Semarang, M Khadik dan Kasubag TU BLU UPTD (Badan Layanan Umum
Unit Pelaksana Teknis Dinas), Ade Bhakti Ariawan untuk berdialog bersama pada
acara talkshow membahas transportasi massal yang disiarkan secara langsung, Rabu
(8/11) lalu.
Pada
acara dialog interaktif tersebut Kadishub Semarang, memaparkan tentang
kebijakan-kebijakan Dishub Kota Semarang dalam merespon kebutuhan layanan
transportasi massal. Salah satu rencana ke depan adalah pengkajian tentang RLT
(Light Rail Transit), transportasi massal yang berbasis rel sebagai
salah satu solusi mengatasi kemacetan di Kota Semarang.
Saat
ini berbagai upaya mengatur kemacetan lalu lintas ditempuh dengan kebijakan
pengaturan arus jalan sistem satu arah, serta menggunakan teknologi ATCS
(Automatic Traffic Control System). Untuk layanan transportasi massal yang
sudah berjalan di Kota Semarang, saat ini adalah BRT (Bus Rapid Transit),
yakni transportasi massal berbasis jalan yang popular disebut Trans Semarang.
Sedangkan,
Kasubag TU BLU UPTD menjelaskan, bahwa saat ini armada BRT Trans Semarang
sudah berjalan total 116 armada bus dengan 6 koridor beserta 645
karyawan. Rencana selanjutnya, hingga 2021 akan ditambah menjadi 12 koridor. Mengenai
ATCS, diberikan gambaran singkat, bahwa penggunaan teknologi ini secara umum
sangat membantu manajemen lalu lintas di Kota Semarang.
“Dishub memiliki ruang ATCS Center yang terkoneksi
dengan banyak titik-titik traffic light di persimpangan-persimpangan jalan
besar di Kota Semarang. Melalui Control Room ATCS ini dapat memantau 24
jam kondisi arus kemacetan lalu lintas dengan kamera CCTV, dan pengeras
suara yang terpasang di traffic light, sehingga mampu real time menghimbau
kepada pengguna jalan untuk tertib berlalu lintas, selain itu bisa diaplikasikan
juga untuk melakukan e-tilang,” terangnya.
Kadishub
juga menerangkan, bahwa sekarang ini sudah ada 27 titik yang bisa dipantau dari
ATCS center, dan akan segera ditambah menjadi 38 titik.
Pada
kesempatan itu juga dibuka dialog interaktif dengan masyarakat pendengar radio
Idola. Berbagai pertanyaan dan saran ditanggapi secara positif. Dari masyarakat
secara umum adalah penambahan titik-titik integrasi kamera CCTV di traffic
light yang terhubung dengan ATCS center, serta penambahan rute-rute BRT
baru untuk melayani kawasan-kawasan yang belum terjangkau layanan transportasi
massal.
Kasubag
TU BLU UPTD juga menekankan tentang uji emisi, bahwa seluruh armada BRT operasionalnya
sudah lolos uji emisi, sebulan sekali selalu dilakukan uji emisi rutin terhadap
armada yang beroperasi. Bahkan ke depan diwacanakan untuk mengganti bahan bakar
solar beralih ke gas.
Berkenaan
dengan itu Pemerintah Kota Semarang sedang mengkaji bersama dengan Pemerintah Kota
Toyama Jepang, untuk mengubah 80 unit armada Trans Semarang dikonversi menjadi
berbahan bakar gas. Untuk infrastrukurnya di daerah Mangkang dan Penggaron
sudah ada SPBG yang bisa memasok bahan bakar gas.
Sebagai
penutup dialog interaktif, Kadishub Semarang menghimbau kepada masyarakat untuk
memanfaatkan sebaik-baiknya transportasi massal yang relatif murah dan
nyaman, sekaligus untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
“Begitu juga dengan sistem satu arah lalu lintas
dibutuhkan kesadaran dan dukungan masyarakat, sehingga upaya yang dilakukan
Pemerintah beserta Dishub Kota Semarang bisa berjalan baik guna kenyamanan
seluruh warga masyarakat Semarang,” imbuh Khadik.(Humas Pemkot Semarang/didik)