SEMARANG - Upaya
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi dalam memaksimalkan pembangunan Kota Semarang
beberapa tahun terakhir, rupanya diamati dan mendapat apresiasi dari pemerintah
pusat Republik Indonesia. Mengedepankan kebijakan penggunaan APBD (Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah) yang pro poor, Walikota Semarang
yang akrab disapa Hendi ini berhasil merubah wajah kota dengan sangat cepat.
Tak hanya itu, dirinya juga sukses menyediakan
berbagai fasilitas kebutuhan hidup serba gratis, seperti kesehatan gratis,
pendidikan gratis, internet gratis, transportasi gratis, atau rekreasi gratis
yang belum diinisiasi sebelumnya. Kesuksesan pengembangan Kota Semarang ini
menjadi menarik, karena sebenarnya meskipun merupakan kota metropolitan
terbesar ke-5 di Indonesia, tapi anggaran pembangunan yang dimiliki Kota
Semarang tak sebanding dengan kota-kota lainnya.
Tercatat pada tahun 2017, besaran APBD yang dimiliki
oleh Pemerintah Kota Semarang hanya sekitar Rp 4,5 triliun, jauh
dibanding kota-kota lain yang telah mencapai Rp 6 triliun sampai Rp 8 triliun. Atas kesuksesan
dalam melakukan efisiensi anggaran pembangunan tersebut, Rabu (6/12) lalu, bertempat di
Istana Negara, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengapresiasi Walikota Semarang
dengan memberikan secara langsung penghargaan 'Anugerah Dana Rakca' kepadanya.
Anugerah Dana Rakca sendiri merupakan penghargaan yang
diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia kepada pemerintah daerah
berkinerja baik dalam aspek pengelolaan keuangan daerah, penyelenggaraan
layanan dasar publik, perekonomian daerah, dan kesejahteraan masyarakat. Dan
pada tahun 2017 ini hanya ada tiga kota se-Indonesia yang menerima penghargaan tersebut. Yaitu
Kota Semarang, Kota Depok dan Kota Surabaya. Sedangkan untuk kabupaten yang
mendapatkan penghargaan tersebut hanya Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Badung.
Selepas menerima penghargaan tersebut, Hendi
mengatakan, bahwa kunci terpenting pembangunan Kota Semarang saat ini adalah
partisipasi masyarakat dalam pembangunan. “Anggaran kita tidak banyak, kalau pola pembangunannya
instruktif yang terjadi seperti di waktu-waktu lalu. Hari ini pola pembangunan
di Kota Semarang adalah partisipatif, masyarakat yang menginisiasi, kita yang
memfasilitasi,” tutur Hendi, yang juga merupakan politisi PDI Perjuangan ini.
“Apalagi dengan luar biasanya dukungan pembangunan yang diberikan Pak Jokowi
kepada Kota Semarang, masyarakat semakin termotivasi untuk mau berpartisipasi
dalam pembangunan,” pungkasnya. (humas/didik yuliyanto)