Selamat Datang!

Lebaran Momen Tingkatkan Ibadah dan Kinerja

Sekda Propinsi Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP saat memberikan sambutan pada acara halal bi halal di Kantor Diskominfo Jateng/foto: marni


SEMARANG - Ramadan bulan yang mulia dengan segala kebaikannya telah berlalu dan Hari Raya Idul Fitri pun telah tiba. Kendati Ramadan telah lewat, umat muslim harus terus bertaqwa dengan sungguh-sungguh kepada Allah, meningkatkan iman, amal, ibadah, serta kinerja.

Pada suasana Lebaran seperti sekarang kita harus meningkatkan iman dan taqwa. Dalam surat Ali Imran ayat 102, kita diperingatkan agar benar-benar bertakwa kepada Allah. Bulan Syawal adalah bulan peningkatan, mari kita tingkatkan amal kebaikan termasuk kinerja kita," ujar Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP saat memberi sambutan pada acara Halalbihalal di Kantor Diskominfo Jateng, Jumat (22/6).

Selain seluruh pejabat, staf, dan Dharma Wanita di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Jateng, acara yang dirangkai dengan peringatan ulang tahun Kepala Kominfo Jateng, Dadang Somantri ke-53 tahun tersebut, juga dihadiri budayawan Pri GS, serta komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng.

Selain perintah bertaqwa dengan sungguh-sungguh kepada Allah, lanjut sekda, pada surat Ali Imran ayat 134 dijelaskan ciri-ciri orang bertaqwa. Di antaranya menginfakkan hartanya di waktu luang dan sempit, serta meningkatkan iman setelah puasa sebulan penuh.

Ciri lainnya adalah mampu menahan amarah, mudah memaafkan kesalahan orang lain, jika akan berbuat keji selalu ingat kepada Allah lalu memperbaiki diri, serta gemar berbuat kebajikan. Terlebih Allah suka kepada umat Islam yang senantiasa melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Menurut sekda, bagi yang meyakini atau sebagai orang muslim maka dari tahun ke tahun akan selalu meningkatkan iman dan taqwa. Terutama saat Ramadan dan setelahnya, senantiasa melaksanakan ibadah dan berbuat kebajikan terhadap sesama, serta sikap dan pikiran semakin baik.

"Itu tandanya puasa kita diterima Allah, begitu pula sebaliknya. Tetapi apabila selama dan setelah Ramadan ibadahnya  'ra cetho' berarti puasanya hanya mendapat lapar dan dahaga," terangnya.

Sekda menjelaskan, pada perayaan Hari Raya Syawalan seperti ini, ada makanan khas sekaligus menjadi simbol yang sarat makna, yakni "Kupat". Dalam budaya Jawa Kupat terdiri dari empat L, yaitu "Lebaran", "Lebur" atau saling memaafkan, "Luber" yang berarti nemberikan kepada orang lain, kemudian 'Labur" atau putih bersih yang bermakna menyucikan jiwa.

"Lebaran dan budaya lebur menjadi satu kemudian munculah kepribadian dan  budi pekerti. Jadi agama oke dan budaya yang tidak bertentangan dengan agama dan norma masyarakat tetap jalan," bebernya. (marni/puji)

Share this post :

Berita Populer

Statistik

 
| |
Copyright © 2016. ranahpesisir - All Rights Reserved
Admin by redaksi
Proudly presetnt by ranahpesisir.com