Bupati Tegal Umi Azizah saat melantik Kades Terpilih Gelombang II di Pendopo Amangkurat Pemkab Tegal/foto: Humas Pemkab Tegal |
SLAWI- Integritas menjadi sebuah nilai yang harus dipegang
setiap pemimpin. Pesan tersebut disampaikan Bupati Tegal Umi Azizah saat
melantik 75 kepala desa terpilih hasil Pilkades Serentak Gelombang II Tahun
2018 di Pendopo Amangkurat, Kamis (7/2) pagi. Lewat sambutannya Umi mengatakan
bahwa godaan terbesar pemimpin seperti Kades adalah fulus atau uang.
Buktinya,
ungkap Umi, sepanjang tahun 2018 lalu, belasan Kades di Kabupaten Tegal
terjerat kasus hukum akibat penyalahgunaan keuangan desa. Diluar itu ada pula
praktek jual beli jabatan, Pungli dimana warga dibebani sejumlah biaya yang
tidak resmi atau tidak wajar dalam pengurusan administrasi, hingga penerimaan
komisi proyek dari rekanan. “Semua itu harus dihentikan, berawal dari komitmen
integritas pemimpinnya,” tegas Umi.
Umi
menambahkan, godaan lain biasanya datang dari tim sukses yang meminta imbal
jasa berupa pengerjaan sejumlah proyek atau kegiatan desa karena sudah
memenangkan Kadesnya. Disini Umi, minta agar Kades tidak berpikiran
mengembalikan uang kampanye selama pencalonan.
“Bahkan saya mendengar ada yang
habisnya sampai miliaran rupiah. Yang seperti ini tentu akan jadi perhatian
aparatur pengawas kerena potensi menyimpangnya besar,” ujarnya.
Bermaksud
mengajak wujudkan pemerintahaan yang bersih dan melayani, Umi sarankan Kades
bekerja dengan jujur, tulus dan ikhlas mengabdi. “Dalam bekerja melayani,
kedepankan kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan warga desa tanpa
diskriminasi”, kata Umi.
Di era keterbukaan
informasi seperti sekarang ini, Umi menitipkan pesan agar Kades mampu membuat
kebijakan publik unggul dan bisa melayani warganya dengan baik, tidak korupsi
juga tidak ngapusi.
“Masyarakat
kita sudah semakin kritis, sudah semakin sadar bahwa setiap rupiah yang
dikelola desa harus bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu, dorong agar setiap pelaksana kegiatan transparan melaporkan hasil
kerjanya. Publikasikan Perdes APBDes berserta rinciannya, pasang papan nama
proyek lengkap dengan anggaran biayanya,” imbuhnya.
Umi
menyebutkan, indikator utama untuk mengukur keberhasilan pelayanan adalah
kepuasan masyarakat. Maka, Umi mengajak Kades segera melakukan konsolidasi
internal di masing-masing desanya. Dengan cara itu, kata Umi, akan terbangun
keselarasan dalam lingkup organisasi pemerintah desa untuk bersama-sama
mewujudkan tata kelola birokrasi pemerintahan yang baik.
Disini, Umi
juga meminta Kades menggandeng pemuda Karang Taruna. “Tempatkan anak-anak muda
sebagai motor penggerak pembangunan, karena pemudalah harapan terbesar masa
depan pembangunan desa,” katanya.(*)