Pegiat lingkungan di Kota Tegal dilatih daur ulang sampah/foto: istimewa |
TEGAL- Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal bersama Komunitas
Runtah Tegal Laka-laka (Rutella) mengadakan Pelatihan Kerajinan Daur Ulang
sampah. Sedikitnya 30 peserta daru pengelola bank sampah dan penggiat
lingkungan mengikuti pelatihan di Pesonna Hotel Tegal itu, Rabu (13/2/2019).
Selama dua hari, mereka dilatih oleh beberapa
Instruktur rentang bagaimana membuat produk dari sampah. Instruktur tersebut
diantaranya Pegiat Komunitas Runtah Tegal Laka-laka (Rutella) Amril Lurman dan
Nur Laelatul Aqifah, salah satu nomine Penghargaan Kalpataru tingkat Jawa
Tengah.
Kepala Seksi Pengelolaan Limbah B3 dan Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup Andry Hendratmoko mengatakan, tujuan pelatihan
tersebut untuk mengedukasi masyarakat untuk peduli dalam pengelolaan sampah.
Meningkatkan pengetahuan, kreatifitas dan kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya pengelolaan sampah plastik.
Lalu, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan teknis
kerajinan daur ulang sampag anorganik dan meningkatkan ketrampilan kerajina
daur ulang sampah anorganik.
Kepala DLH Kota Tegal Ir Resti Drijo Prihanto yang
diwakil Sekretaris Dinas Nunik Pratiwi mengatakan, sampah sudah menjadi permasalahan
yang vital saat ini. Bertambahnya penduduk dan perubahan pola konsumsi
masyarakat telah menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karateristik sampah
yang semakin beragam.
“Untuk mengurangi residu sampah, maka perlu adanya
pelestarian dan pemanfaatan sampah agar menjadi barang yang dapat memiliki
nilai guna,” kata Nunik dalam sambutannya.
Nunik menuturkan, dari hari ke hari sampah terus
menumpuk, dan tentunya di tahun mendatang akan sangat berbahaya dan menjadi
ancaman jika tidak ada upaya pemanfaatan daur ulang. Agar bisa menjadi
barang yang bernilai, strategi ini (daur ulang) dinilai paling tepat agar mampu
mengurangi sampah.
Melalui pelatihan ini, kata Nunik, dapat dipraktikkan
pemanfaatan sampah dan memgubah pola pikir masyarakat agar mau memilih, memilah
dan mau memanfaatkan sampah. Karena daur ulang sampah mampu menghasilkan
barang-barang bernilai.
“Ini bisa menjadi titik sadar mau mengurangi
penggunaan sampah plastik, seperti penggunaan kantong plastik kresek ketika
berbelanja, bisa membawa kantong sendiri dari rumah,” ujar Nunik.
Pegiat Rutella Amril Lurman selaku Instruktur
mengatakan kegiatan ini sangat membantu masyarakat sekaligus mendukung upaya
pengurangan sampah khususnya sampah anorganik. Pelatihan ini berupa materi
sekaligus praktek yakni pembuatan tas dari bungkus kopi dan limbah koran.
Amril mengaku sudah menggeluti dunia daur ulang sejak
2013 dari keprihatinan sampah. Dulu ikut di Jakarta bergabung dengan komunitas
yang akhirnya mendapatkan ilmu mendaur ulang sampah hingga pulang ke Tegal dan
diterapkan serta dikembangkan.(*)