Selamat Datang!

Apoteker Didorong Produksi Obat Herbal

Seminar dan Rakercab Entrepreneurship Dalam Pengembangan Bahan Alam/foto: istimewa
TEGAL- Keanekaragaman hayati tanaman obat yang dimiliki Indonesia merupakan sumber daya yang cukup potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan oleh masyarakat sebagai bahan baku obat tradisional.

Seminar dan Rakercab diikuti anggota Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Brebes Tegal Slawi (Bregas) di Hotel Karlita Tegal/foto: istimewa 
Dr. Kintoko, M.Sc., Apt praktisi obat alam dan herbal dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta mengatakan, peran apoteker dalam perkembangan obat herbal dimana saat ini yang perlu ditekankan dalam bisnis di era Revolusi Industri 4.0 dengan memanfaatkan obat alam.

Pengurus Cabang IAI Bregas/foto: istimewa
Hal ini ditunjang dengan penggunaan obat di masyarakat yang memiliki kecenderungan untuk kembali ke alam dengan memanfaatkan berbagai tanaman obat. Obat sintesis dirasakan terlalu mahal dengan efek samping yang cukup besar.

“Saat ini konsumsi obat tradisional di Indonesia semakin meningkat dengan persentase penggunaan tumbuhan obat berturut-turut adalah: jahe 50,36%, kencur 48,77%, temulawak 39,65%, meniran 13,93%, mengkudu 11,17%,” tutur Kintoko dalam Rapat Kerja Cabang (Rakercab) anggota Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Brebes, Tegal dan Slawi (Bregas), di Hotel Karlita Tegal, Minggu (28/4).

Tercatat sejumlah 483 peserta dan 100 pengurus 3 PC kegiatan Rakercab IAI Bregas, yang mengangkat tema “Entrepreunership dalam Pengembang Bahan Alam”.

Trend Obat Herbal

Apoteker Bregas diharapkan mampu meningkatkan kompetensinya dalam rangka mengikuti trend perkembangan obat alam.

Hadir ketua 3 PC IAI Bregas yang diwakili oleh Heru Nurcahyo, S.Farm., Msc, Apt. Heru mengatakan, apoteker didorong mampu menciptakan produk obat dan kosmetika dengan basis bahan alam.

“Obat alam merupakan komplementer yang didukung oleh teori dan hasil riset. Sehingga pengobatan dengan herbal menjadi alternatif untuk masyarakat,” ujar Heru yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi D3 Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Hadir pula mewakili PD IAI Jawa Tengah Hendro Sutjahjono, S.Si, Apt, Kepala Bidang Penindakan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kota Semarang Zetarina Pujiastuti, M.Kes, Apt. dan Nunu Nugraha, M.Farm., Apt. owner Galenika Farmasindo dan Owner Global Dexa Natura.

Nunu Nugraha menambahkan, banyaknya industri farmasi obat-obat kimia dan masih rendahnya produksi obat herbal menjadi peluang apoteker untuk mengembangkan obat herbal dan kosmetika.

“Perkembangan bisnis online bisa menjadi pasar yang menguntungkan yang lebih hemat dan cepat diterima pelanggan,” tandas praktisi obat alam dan kosmetika yang sekaligus anggota komisi X DPR RI tersebut.(*)







Share this post :

Berita Populer

Statistik

 
| |
Copyright © 2016. ranahpesisir - All Rights Reserved
Admin by redaksi
Proudly presetnt by ranahpesisir.com