![]() |
Melalui Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia, Pemkab Banyumas mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 100 juta untuk pembelian alat keselamatan penderas/foto: istimewa |
Melalui Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia, Pemkab Banyumas mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 100 juta untuk pembelian alat keselamatan penderes yang harganya mencapai sekitar Rp 600 ribu per paket.
Penyerahan dilakukan oleh Sekjen Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia, Irsyad Mochtar kepada Ketua Dekranasda Bupati Banyumas Ny Erna Husein, Sabtu (14/12/2019) sore di Purwokerto.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, bantuan dari Koperasi Besar Indonesia diberikan setelah melakukan pembicaraan saat hari koperasi nasional, bahwa banyak penderes di Banyumas mengalahkan kecelakaan saat bekerja.
"Akhirnya mereka mengumpulkan temernya-temannya untuk mengumpulkan dana dan berhasil terkumpul sebesar Rp 100 juta. Kemudian diserahkan kepada Dekranasda dan nanti akan dibelikan alat sefety belt atau sabuk pengaman, kita akan berikan kepada penderes yang membutuhkan," papar Bupati.
Menurut Bupati dengan adanya bantuan ini, nantinya akan ada sekitar 130 orang yang bisa menggunakan alat keselamatan penderes ini. Pasalnya persoalan penderes gula kelapa yang jatuh menjadi persoalan besar di Kabupaten Banyumas yang merupakan sentra gula kelapa terbesar di Indonesia.
Setidaknya setiap tahunnya, lanjut dia ada sekitar 160 penderes gula kelapa terjatuh dari pohon kelapa dan 40 orang diantaranya meninggal dunia. Di Banyumas sendiri terdapat sekitar 26 ribu enderes gula kelapa.
"Persoalan besar di kita, total 1 tahun yang jatuh 160 orang, yang meninggal 40 orang, karena kemarin musim kemarau tidak banyak yang jatuh. (jika terjatuh) resikonya nyawa langsung hilang, kalau tidak cacat. Oleh sebab itu ini sangat bermanfaat, Rp 100 juta tersebut, (bisa dapat) sekitar 130 alat safety belt. Tapi dari 130 alat itu bisa menyelamatkan segitu, kalau penderes disiplin menggunakannya," terangnya.
Dia menjelaskan dengan harga alat keselamatan penderes yang mencapai sekitar Rp 600 - Rp 700 ribu per paket yang sudah sesuai standart ini cukup memberatkan jika semuanya harus di tanggung oleh pemerintah daerah. Maka dari itu dengan adanya bantuan bantuan seperti ini akan sangat meringankan beban anggaran daerah.
"Yang berjalan seperti ini kemarin yang dari BI dan dari pengusaha pengusaha lain juga ada dari pemerintah daerah. Karena memang biayanya tinggi, oleh sebab itu pemerintah daerah untuk menghandel semuanya ya terlalu berat, karena kita juga masih membutuhkan biaya untuk pembangunan yang lain sehingga bantuan ini secara bertahap akan sangat bermanfaat," jelasnya.
Terkait penderes yang mendapatkan alat keselamatan ini, pihaknya juga berupaya agar para penderes gula kelapa mau menggunakan. Semuanya itu harus dimulai dari komitmen para penderes agar mau menggunakan alat tersebut, agar aman saat bekerja memanjat pohon kelapa yang tingginya rata rata diatas 15 meter.
"Kita akan kasih kepada mereka yang mau berjanji akan pakai, kalau tidak pakai ya tidak usah, mahal mahal tidak dipakai dan itu kan demi mereka sendiri, demi nyawa mereka dalam bekerja supaya aman. Mereka harus punya komitmen, kita kasih tapi komit dipakai, ini untuk mereka sendiri. Mungkin agak pelan naiknya tetapi lebih baik pelan tapi selamat kan dari pada cepat cepat kemudian celaka," ujarnya.
Sementara menurut Sekjen Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia, Irsyad Mochtar mengatakan jika pihaknya menghimpun sekitar 160 koperasi besar yang 'pure' pada bisnis untuk membantu para penderes gula kelapa di Kabupaten Banyumas.
Dia berharap, mudah mudahan apa yang diberikan akan sangat bermanfaat bagi para penderes gula kelapa di Banyumas.
"Terkumpul dana Rp 100 juta kita sumbangkan, saya tahu ini tidak cukup untuk mengatasi semua penderes disini, tetapi mudah mudahan apa yang diberikan oleh Forkom KBI ini bisa menjadi stimulan buat pengusaha pengusaha lain. Karena ini adalah potensi ekonomi terbesar Banyumas, bahkan juga.(*)