ilustrasi |
SEMARANG (ranahpesisir.com)-
Angka ODP (Orang Dalam Pantauan) Covid-19 di Kota Semarang meningkat
tajam dalam lima hari terakhir. Jika pada tanggal 25 Mei 2020 ODP di
Kota Semarang tercatat sebanyak 148 orang, hingga tanggal 29 Mei 2020 jumlah
ODP bertambah mencapai 200 orang.
Naiknya jumlah
ODP di Kota Semarang tersebut tentu saja dipengaruhi oleh jumlah orang positif
Covid-19 yang juga melonjak bebera hari kebelakang ini. Untuk itu
Pemerintah Kota Semarang pun berupaya memaksimalkan pelacakan orang yang kontak
fisik dengan penderita, untuk dapat menekan penyebaran Covid-19.
Wali Kota
Semarang, Hendrar Prihadi mencontohkan pelacakan yang dilakukan salah satunya
terhadap kasus Covid-19 di Pasar Rejomulyo lama Kota Semarang, atau yang biasa
disebut Pasar Kobong. Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu mengungkapkan, sebelumnya,
klaster Pasar Kobong Semarang temukan delapan kasus reaktif dari rapid test
yang dilakukan. Kemudian Pemerintah Kota Semarang berupaya melakukan pelacakan, hasilnya
didapati, bahwa orang di sekitarnya, yakni keluarga dan tetangganya terkena
Covid-19.
"Jadi kita
tracking itu, siapa saja pedagang yang waktu itu positif, mereka ketemu dengan
siapa saja? Entah itu dengan keluarganya, yang lebih ironis ada keluarga di
Pedurungan yang bapaknya pedagang di Pasar Kobong, istrinya positif, anaknya
positif, beberapa tetangganya positif," ujar Hendi.
"Iya bisa
lewat droplet seseorang yang menderita Covid-19, atau juga lewat
tangan yang tidak terjaga kebersihan, lalu menggunakan uang untuk transaksi
dari situ juga bisa menyebar," tekan Wali Kota Semarang tersebut.
Menurut Hendi, Covid-19
Ini bukan soal urusan diri sendiri, tetapi juga menjaga sekelilingnya, ini yang
harus benar-benar dipahami agar bisa lebih peduli. “Jadi penting juga untuk
saling mengingatkan, kalau ada yang tidak pakai masker di sekelilingnya, tolong
diingatkan, untuk keselamatan diri yang mengingatknya juga," pintanya.
Di sisi lain,
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr Abdul Hakam mengakui jika Ro Kota
Semarang saat ini berlipat, salah satunya dari klastes Pasar Kobong.
"Dari yang
kita temukan awal, dalam proses tracking yang dilakukan, 1 penderita di sana
kontak erat dengan lainnya ada yang hingga 4 sampai 6 orang, bahkan 11 orang. Ini
tentu mengkhawatirkan, maka pemutusan mata rantai diharapkan bisa didukung
masyarakat dengan tertib menjalankan SOP Kesehatan," himbaunya.(*)