Akses jalan yang benar-benar baru sepanjang 2,2 kilometer dengan lebar 4-6 meter itu, dipastikan akan mendongkrak berbagai perekonomian masyarakat khususnya pertanian, juga mempermudah mengakses pendidikan, kesehatan, dan pengurusan Adminduk ke kantor desa.
Sebelum adanya pembangunan jalan, warga Kedung Kandri harus memutar jarak 8 kilometer lebih selama 45 menit lebih, hanya untuk ke desanya. Itupun sebelumnya harus melewati Kali Pemali dengan perahu disertai membayar ongkos seribu rupiah per kepala, Rp. 2 ribu/sepeda kayuh, dan Rp. 5 ribu/satu unit sepeda motor.
Raidah (47), warga Dukuh Kedung Kandri, membenarkan hal tersebut, Sabtu (26/9/2020).
Menurutnya, untuk ke pasar terdekat di wilayah kecamatan tetangga, Kecamatan Bantarkawung, dirinya harus naik perahu, namun jika sungai besar itu banjir, maka mereka benar-benar terisolasi atau tak bisa keluar dusun.
“Dengan dibangunnya jalan baru maka kami warga Kedung Kandri bisa menghemat biaya. Sekali lagi saya mewakili warga Kedung Kandri, mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah dan TNI,” ungkapnya mengapresiasi saat melihat langsung proses pengerjaan jalan yang dilakukan oleh Satgas TMMD dan juga warga setempat yang digilir setiap RT. (Rus/Aan)
