Selamat Datang!

Mengabdi 13 Tahun Gagal Jadi Pegawai Negeri, Winarto Terjun ke Dunia Seni

Winarto (53) warga Desa Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang/foto: Uripto GD

PEMALANG (ranahpesisir.com)- 
Lika liku hidup atau hidup penuh liku liku, apakah arti liku liku ada penafsir bahasa liku liku di gambarkan jalan yang berkelok kelok, naik turun, berlumpur, berbatu atau halus mulus bak aspal hotmik itulah jalan berliku liku, namun kalau liku liku hidup seseorang akan menjadi segudang cerita yang asyik kalau di simak.

Seperti yang di alami Winarto (53) suami dari Muryati yang dikaruniai 4 anak, warga RT 02 RW 06 Desa Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.

Pria asli Pemalang yang lahir pada tanggal 3 Maret 1968 ini cukup mencengangkan kita, hal ini kalau di lihat dari segudang pengalaman dan ilmu serta kepandaiannya.

Dari sisi keilmuan, Winarto seorang guru yang telah 13 tahun menjadi guru, walaupun di sekolah dasar, sisi kepandaian Winarto punya skil dalam memainkan alat musik berbagai macam jenis antara lain gitar, organ, dan piano serta gamelan.

Sisi pengalaman kerja, Winarto telah puluhan tahun di pabrikan, seperti di PT Texmaco Jaya salah satu perusahaan milik orang India yang pernah berjaya di Pemalang.

"Ya jalani lebih dari 11 tahun sampai perusahaan tersebut bangkrut pada tahun 2004," ujarnya.

Dilanjut ke Karawang serta Bandung dan yang paling akhir di PT Delta Rembun Pekalongan di rumahkan akibat Covid-19.

Beruntung Winarto punya skil khusus bisa memainkan alat musik, sehingga banyak pelajar baik siswa SD, SMP, dan SMA/SMK serta masyarakat umum yang minta di privat dari kepandaianya bermain alat musik.

Winarto tidak berhenti dalam berkreasi di jagat hiburan maupun seni, pernah pada tahun baru 2005 tepatnya pada tanggal 1 Januari, ia mencoba mengadu nasib bersama 2 orang temannya Suwarno SPd dan Darmaji, sama sama dari Pemalang ikut Audisi Lawak se Indonesia dari Jalur Semarang di Hotel Patra Jasa Semarang Jawa Tengah dengan dewan juri Tukul dan Gogon.

Winarto, Darmaji dan Suwarno SPd, sayangnya tidak lolos. Audisi itu angkatannya Sule yang sekarang jadi pelawak kondang.

Winarto mengaku masih ingat betul saat mengikuti audisi 1 lawak pada gelaran tahun baru 2005. Waktu itu nomor pesertanya 4032 dan saat itu pula turut mengheningkan cipta karena meninggalnya pelawak Triman, cs nya Timbul.

Masih menurut Winarto, liku liku hidup baik dari pekerjaan, pengabdian serta seniman akan menjadi cerita yang indah walaupun saat itu di rasa pahit.

Disinggung sisi pahitnya, "Ya bagaimana tidak pahit wong mulang anak anak sekolah dasar selama 13 tahun lebih walaupun susah payah dengan upah sangat minim dengan harapan bisa jadi PNS, eeh ternyata ada moratorium  bahwa tidak ada pengangkatan lagi jadi PNS. Akhirnya kami usaha seadanya untuk memenuhi kebutuhan hidup," terangnya.

Saat ditanya apakah darah seninya turun ke anak cucu, Winarto menjawab, "Ya benar mas, anak saya sering juara nyanyi waktu masih di SMP kini jadi penyanyi, sinden wayang kulit dan wayang Golek, dengan nama panggung Ola GoMes yang artinya Goyangan si Ola bikin Gemes," sabutnya.

Namun akhir akhir ini gegara corona, panggung di batasi, seniman dalam dilema hidup segan mati tak mau.

"Untuk itu kami pelaku seni berharap kepada pihak pemerintah agar bersikap arif dan bijaksana, sehingga kami para seniman bisa bernafas lega," pungkasnya. (Uripto GD)

Share this post :

Berita Populer

Statistik

 
| |
Copyright © 2016. ranahpesisir - All Rights Reserved
Admin by redaksi
Proudly presetnt by ranahpesisir.com