Mustafid Ayong warga Desa Widodaren Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang rutin bersedekah kepada kaum dhuafa dan anak yatim piatu dalam setiap tahunnya/foto: Uripto GD
PEMALANG (ranahpesisir.com)- Nasehat para alim ulama dalam bersedekah kerap sekali kita mendengar, baik melalui pengajian umum, tabliq akbar maupun melalui majelis ta'lim tentang sedekah.
Hebatnya lagi di Indonesia ada ketetapan berzakat dua setengah persen dari rezeki atau harta yang kita peroleh.
Satu hal lagi banyak ulama yang berfilsafat bahwa, tidak ada rumusnya seseorang akan menjadi miskin karena banyak bersedekah, artinya seseorang semakin banyak sedekah maka kehidupannya akan semakin di muliakan oleh Alloh Yang Maha Rohman Rohim.
Seperti apa yang dilakukan oleh keluarga Mustafid Ayong, warga Desa Widodaren Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.
Ia dan keluarganya memang berusaha wewajibkan dalam bersedekah, walaupun kegiatannya hanya dilakukan setahun sekali.
Ditemui awak media di kediamannya usai acara, pria yang akrab di panggil Ayong ini mengatakan bahwa kegiatan bakti sosial ini merupakan kalender tahunan dalam keluarganya.
"Untuk kali ini kami mengundang kurang lebih 170 kaum dhuafa dan 100 anak yatim, namun yang hadir untuk anak yatim cuma 80an," ungkapnya.
Ia pun beryukur acara berjalan lancar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
"Ahamdulillah acara berjalan dengan baik dan lancar juga tetap sesuai prokes," ujarnya.
Ia memyebut, apa yang dibagikan antara kaum dhuafa dan anak yatim sama atau tidak ada bedanya, yakni sembako dan uang.
"Intinya di acara ini kita bareng bareng berdoa memohon keridhoan Alloh SWT agar kita diberikan kesehatan dan keberkahan dalam kehidupan," katanya.
"Apalagi doa yang di amini para anak yatim Insha Allah dikabulkan doa kita," pungkas Mustafid Ayong didampingi istrinya yang turut membagikan bantuan.
(Uripto GD/Irawan BS).
