Selamat Datang!

Tokoh Pemuda Papua, Ali Kabiay: Bongkar Kelakuan KKB Rekrut Pelajar Putus Sekolah

Tokoh Pemuda Papua, Ali Kabiay/foto: istimewa 

JAYAPURA (ranahpesisir.com)-
Setelah para tetua (OPM) mereka meninggal, pada titik inilah OPM Sudah Tidak Ada. Karena secara langsung tidak dilanjutkan oleh penerus keluarga mereka.

Tokoh Pemuda Papua, Ali Kabiay menuturkan yang ada hanyalah KKB di pegunungan. Jumlah KKB sebenarnya tidak terlalu banyak hanya sekitar 50 sampai 100 orang, namun simpatisannya cukup banyak.

"Mereka selalu berusaha untuk merekrut para anak muda untuk bergabung dengan KKB," ujarnya.

Ali menyebutkan ada 3 tipe masyarakat Papua yang bisa menjadi subjek perekrutan KKB yaitu: (1). Kelompok yang mempunyai ideologi tentang Papua yang masih kuat. (2). Kelompok anak muda yang putus sekolah dan tidak bekerja (pada kelompok inilah yang cukup besar), dan (3). Pegawai/Karyawan tidak tetap setempat yang bermasalah karena beberapa kegiatan negatif sosial yang mereka lakukan, seperti berjudi, mabuk mabukan yang membuat ekonomi mereka terganggu.

Pada Kelompok Pemuda yang Putus Sekolah dan tidak bekerja salah satu yang mempengaruhi adalah cerita dari orang tua mereka yang masih hidup dan propaganda KKB, bahwa jika bergabung dengan KKB mereka akan di anggap menjadi penguasa.

"Apapun yang mereka lakukan bebas dari Hukum Adat, karena dengan aksi keji yang mereka lakukan adat dan masyarakat takut dengan mereka. Mereka bisa saja mengambil istri orang untuk berzinah, senaknya mengambil babi orang untuk dimakan, mengambil kebun masyarakat senaknya semuanya bisa dilakukan karena mereka tidak akan di tuntut oleh adat dan hukum masyarakat setempat," beber Ali.

Berbeda dengan pemuda yang bersekolah, bekerja dan menetap di kota, mereka sudah mulai berkembang dengan pemikiran yang sudah maju serta mampu menyesuaikan dan menerima kemajuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat.

"Oleh karena itu cara terbaik menyelesaikan persoalan KKB terutama di Intan Jaya adalah menyentuh golongan pemuda untuk di berikan peluang pekerjaan membentuk komunitas komunitas kepemudaan, sehingga propaganda dan ajakan mereka sedikit terdegradasi dan seperti apa yang di lakukan pemerintah terhadap kelompok masyarakat Papua di daerah pesisir/pantai," terang Ali.

Para pejabat orang Papua Gunung harus belajar dari pengalaman orang Papua Pantai dan harus menyadari bahwa Politik Papua saat itu adalah rasa sakit hati titipan Belanda yang saat itu kalah dan angkat kaki dari Tanah Papua, maka pada saat ini lah orang Papua asli merupakan korban turunan dari Politik Belanda untuk mengadu domba pemerintah dan masyarakat.(*)

Share this post :

Berita Populer

Statistik

 
| |
Copyright © 2016. ranahpesisir - All Rights Reserved
Admin by redaksi
Proudly presetnt by ranahpesisir.com