Selamat Datang!

Komite Guru dan Wali Murid Geram, Sekolahanya Disebut Sarang Korupsi

Menanggapi dugaan tidak benar yang meresahkan, pihak sekolah langsung mengadakan rapat singkat dan beberapa perwakilan angkat bicara/foto: Uripto GD

PEMALANG (ranahpesisir.com)
- Pageblug Covid 19 Virus Corona sungguh luar biasa dahsyatnya. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh rakyat Indonesia namun juga menjadi musibah penduduk dunia.

Corona virus tidak hanya menjadi penyebab bergelimpangannya kematian manusia baik yang di kota maupun yang di pelosok desa, hampir tiap hari terdengar dari pengeras suara baik masjid maupun mushola menyiarkan berita kematian. 

Covid 19 virus corona juga berdampak negatif di segala sisi, baik ekonomi, sosial, politik, kewirausahaan dan agama serta dunia pendidikan.


Dari berbagai sisi tadi ada salah satu sisi yang kita semua sadar atau tidak sangat berbahaya sekali terhadap masa depan bangsa, apalagi kalau menggunakan jargon Rakyat Cerdas Negaranya Maju, yaitu sisi Pendidikan.

Sisi pendidikan banyak para cendikia yang sangat khawatir apabila sangat terganggu akibat virus corona. Antara siswa dan guru tidak bisa belajar mengajar secara tatap muka langsung dan secara physiologi juga kurang. Banyak kendala belajar menggunakan sistem daring terutama kuota pulsa dan alat ITE yang digunakan.

Akibatnya siswa tidak berangkat ke sekolah, banyak anak pelajar bebas kluyuran di jalan jalan dan lampu merah ikut naik mobil bak terbuka atau truk ngalor ngidul ngetan ngulon yang kurang bermanfaat yang bahkan ada yang ikut ikutan jadi anak Punk.

Belum lagi sistem kelulusan yang kini banyak orang menduga lulusan corona. Kegiatan belajar mengajar siswa dan guru kelas dilaksanakan tidak secara langsung, maka banyak para pemerhati pendidikan khawatir kalau kedepan sumber daya manusia (SDM) akan menurun yang akan menjadi kendala kemajuan bangsa.

Namun apa hendak dikata, karena ganasnya serangan virus corona pemerintah melalui menteri terkait mengambil kebijakan dengan cara belajar sistem daring.


Seperti di SDN 02 dan SDN 03 Kelurahan Kebondalem Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Sekolah tersebut merupakan kategori sekolah dasar favorite di Kabupaten Pemalang yang akhir akhir ini banyak siswanya meraih prestasi di tingkat Propinsi Jawa Tengah, walau di tengah pandemi Covid 19.

Kepala SDN 02 dan SDN 03 Kebondalem, Jamjuri SPd mengungkapkan raihan prestasi sampai ketingkat Propinsi ini bukan semata mata hasil kerja keras kepala sekolah, namun berkat kegigihan dan partisipasi semua unsur baik guru, komite sekolah serta orang tua dari para siswa yang didukung oleh jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang.

"Makanya kami bersama semua unsur yang ada sangat menyayangkan dan merasa geram dengan adanya pemberitaan di salah satu media online yang menyatakan bahwa sekolah kami diduga ladang korupsi," katanya.

Ia menegaskan bahwa dugaan itu sangat tidak benar serta tidak tepat dasar hukumnya, sebab menurut para ahli hukum korupsi itu apabila merugikan keuangan yang bersumber dari pemerintah atau negara.

"Kalau kita bisa bersikap bijak, pendidikan itu bukan tanggung jawab mutlak pemerintah melalui dinas pendidikan, namun ada partisipasi dari masyarakat termasuk orang tua siswa," jelas Jamjuri seraya menunjukan bukti aturan perihal tersebut.

Dari hasil monitoring beberapa awak media, rupanya tuduhan dugaan tersebut membuat semua elemen yang ada di sekolah tersebut sangat kesal dan marah, baik kepala sekolah, guru, komite sekolah serta orang tua siswa.

Berangkat dari permasalahan diatas akhirnya pihak sekolah sepakat mengadakan rapat membahas tentang tuduhan dugaan ladang korupsi. Dalam rapat singkat tersebut beberapa perwakilan angkat bicara.

Salah satunya Windy yang merasa kesal mengetahui berita tersebut. "Saya sangat kaget sekali membaca berita itu. Sebab sangat tidak tepat serta jauh dari fakta yang ada. Kita bersyukur di tengah pandemi semacam ini semua turut berpartisipasi untuk berinsiatif memberikan yang terbaik buat para siswa, baik wali kelas, komite serta orang tua siswa," tegas Windy.

"Adapun sumbangan itu sukarela, besar kecilnya tidak di tentukan. Seperti untuk pengadaan laptop dengan kriteria tertentu guna belajar siswa melalui daring yang tidak mungkin menggunakan satu laptop, karena nanti siswa tidak nyaman dalam belajar. Nah kalau kami hanya dari anggaran pemerintah itu tidak cukup, akhirnya inisiatif sendiri demi kemajuan sekolah kita sendiri," papar Windy. 

Hal senada disampaikan Faikoh yang mengaku sedih membaca berita dimaksud. "Saya sangat sedih dan rasanya mau nangis membaca berita tersebut, kok kejam kejamnya membuat berita yang semacam itu tanpa wawancara atau konfirmasi dengan kami selaku pelaksana yang melaksanakan hal tersebut, apa dan bagaimana serta darimana. Kalau tanya pak kepala sekolah ya pasti tidak tahu wong bukan pelaksana, masalah iuran dari siswa itu benar benar sukarela, ndak ngasih ya nggak apa apa," terang Faikoh.


"Jadi kami sangat terpukul dengan pemberitaan tersebut, ini sangat menyayat hati, kami sedang kerja keras demi meningkatkan mutu pendidikan kok di cap dugaan ladang korupsi. Kami tidak ada motif yang seperti itu," ujar Faikoh menambahkan.

Dhiyah perwakilan dari orang tua kelas VI juga merasa kecewa. Menurutnya sangat tidak tepat kalau sekolah menjadi sarang korupsi. "Jangan asal membuat berita tanpa penjelasan yang lengkap dari nara sumber secara langsung, saya emak emak ikut jengkel baca berita itu, saya gemes, saya malah pingin langsung ketemu dengan yang membuat berita itu, karena saya tahu persis apa apa yang terjadi di sekolah ini," tandas Dhiyah.

Disisi lain, Aji Budiarso dari SDN 03 terkait dana study tour, dari pihak penyedia jasa tour itu siap mengembalikan paling lambat tanggal 1 Agustus 2021.

"Kami semuanya tidak saling menyalahkan, sebab di antara pihak pihak terkait itu tidak ada yang membatalkan, baik kami pihak sekolah maupun penyedia jasa tour, ini semata mata karena situasinya masih belum kondusif, apalagi masih PPKM. Si pembuat berita ini mestinya ketemu atau konfirmasi dulu dengan pihak kami selaku panitia," jelas Aji Budiarso.

Sedangkan, Teguh Bojongbata selaku biro jasa tour bertanggung jawab mengembalikan dana study tour dari siswa. Tapi kenapa di berita tersebut katanya pihak biro jasa tour tidak mengembalikan.

"Ini sangat tidak benar. Terus yang kaitanya ijasah siswa juga ngawur wong anak saya saja sekarang sudah kelas VIII, kalaupun anak lulus nyumbang sukarela Rp 50.000 itu sangat wajar, itu adalah kepedulian dan partisipasi dari kami," ujar Teguh.

Yuli Santoso SPd selaku guru olah raga turut memberikan tanggapan. "Berita itu cukup lucu dan banyak tidak benarnya, SDN 02 Kebondalem inikan SD Piloting untuk pembelajaran AKM, yang terkait sumbangan itu bervariatif tidak ada pemaksaan budget sekian. Kami sekolah sangat bijak dalam segala hal, misal ada yang tidak mampu untuk iuran ya nggak apa apa," terang Yuli Santoso.

"Perlu diketahui saya bukan memuji pak Jamjuri, tapi ini fakta, dibawah kepemimpinannya sepuluh tahun terakhir ini banyak prestasi yang di raih serta kemajuanya sangat signifikan," kata Yuli.

Ditambahkan oleh Jamjuri, pihaknya selaku kepala sekolah yang mengelola tidak bisa tinggal diam atau tutup mata. "Manakala ada pembangunan yang anggaran tidak cukup seperti keramik teras, anggaran yang ada sangat minim, kami pun nambahi biar layak, jadi semuanya nyaman," ungkap Jamjuri. (Uripto GD/Sandi)

Share this post :

Berita Populer

Statistik

 
| |
Copyright © 2016. ranahpesisir - All Rights Reserved
Admin by redaksi
Proudly presetnt by ranahpesisir.com