Selamat Datang!

Umi Azizah: Program Jogo Tonggo Harus Tetap Diperkuat Jangan Sampai Rapuh

Bupati Tegal Umi Azizah/foto: istimewa 

SLAWI (ranahpesisir.com)
- Penanganan pandemi Covid-19 memerlukan upaya menyeluruh untuk mencegah penularan dan menyembuhkan pasien yang terinfeksi, salah satunya membangun kesadaran dan pemahaman warga di tingkat terbawah akan risiko dan cara menanggulanginya melalui program Jogo Tonggo.

Bupati Tegal Umi Azizah saat melakukan peninjauan selama dua hari di desa dengan kasus penularan tinggi, Kamis (22/07/2021) di Desa Harjosasari Lor dan Pedagangan dan Jumat (23/07/2021) di Desa Lebaksiu Lor mengatakan jika peran satgas yang dibentuk di tingkat rukun warga melalui program Jogo Tonggo harus terus diperkuat dan jangan sampai rapuh.

“Melihat karakteristik penduduk kita, konsep pendekatan jogo tonggo sangat tepat untuk menumbuhkan kesadaran warga di tengah tekanan dinamika sosial yang bisa menjadikan kewaspadaan setiap orang akan penularan virus corona ini kendur dan longgar,” kata Umi.

Jogo Tonggo menurut Umi adalah benteng ketahanan sosial terbaik, terlebih saat virus sudah menginfeksi masuk ke lingkungan keluarga, membentuk klaster penularan di desa-desa. Meski demikian, ia tidak menampik jika faktor jenuh, kebutuhan mobilitas dan geliat ekonomi warga bisa menjadikan benteng ini rapuh. Ditambah masih kurangnya pemahaman warga akan risiko dan bahaya Covid-19 sebagai tantangan tersendiri yang dapat memperburuk situasi.

Bupati Tegal Umi Azizah bersama Forkopimpcam Bojong terjunkan tim kesehatan Puskesmas Bojong untuk melakukan tracing dan pengetesan pada sejumlah warga menindaklanjuti laporan satgas Jogo Tonggo RW 04 Desa Tuwel, Kecamatan Bojong Sabtu (26/06/2021) lalu.

Di hadapan kepala desa, Umi minta agar satgas Jogo Tonggo bisa dimaksimalkan lagi perannya. Di sini, antar tetangga harus bisa saling menjaga, saling melindungi dan berbagi di tengah situasi sulit akibat tekanan ekonomi dan ancaman penularan Covid-19.

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan tidak saja berdampak pada sisi kesehatan masyarakat, tapi sekaligus juga ujian bagi kehidupan sosial.

“Di sinilah rasa kamanungsan dan ukhuwah wathaniyah kita diuji. Sejauh mana ikatan paseduluran yang ada mampu menumbuhkan sikap peduli, menggerakan semangat kegotongroyongan membantu saudara, tetangga yang sedang ditimpa musibah,” katanya.

Selain masih bertambahnya penularan Covid-19 di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), terjadinya kasus kematian pada pasien isolasi mandiri (isoman) menjadi alarm bagi rukun tetangga agar lebih peduli menjaga warganya dan responsif manakala mendapati perburukan kondisi.

Umi mengungkapkan, jumlah kasus kematian pasien isoman selama 25 hari terakhir yang berhasil dievakuasi tim relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tegal mencapai 33 orang.

Lebih lanjut Umi mengakui, ada kalanya pemantauan pasien isoman ini dihadapkan pada situasi yang terbatas karena tenaga kesehatan di wilayah juga harus melaksanakan tracking dan testing, melakukan vaksinasi, dan tugas pelayanan kesehatan lainnya. Belum lagi jika mereka terpapar (Covid-19), terpaksa harus menjalani isoman juga atau dirawat di rumah sakit.

Kondisi inilah yang menuntut peran lebih dari satgas Jogo Tonggo untuk ikut membantu memberikan pemahaman yang benar soal risiko Covid-19 dan menyadarkan keluarga utamanya pada pasien isoman agar mau dirujuk ke rumah sakit jika mengalami gejala sakit atau perburukan kondisi.

“Informasi soal pencegahan dan penanganan Covid-19 terus digencarkan pemerintah, diedukasikan ke warga melalui tenaga penyuluh kesehatan. Tapi sebagian masih ada yang memandang remeh risiko tertular Covid-19, bahkan ada juga yang tidak mempercayai jika Covid-19 ada,” ujar Umi.

Umi berharap melalui satgas Jogo Tonggo, awareness warga makin meningkat. Keluarga maupun pasien isoman bisa proaktif melaporkan kondisinya dan bersedia dirujuk ke rumah sakit jika mengalami gejala atau perburukan kondisi.

“Satgas Jogo Tonggo bisa berkomunikasi langsung dengan keluarga atau pasien isoman, memastikan kondisinya terpantau tenaga kesehatan setempat dan berkomunikasi dengan posko tingkat desa, Puskesmas, rumah sakit, atau unit pelayanan kedaruratan lainnya,” imbuhnya.

Di sini, Umi juga menjelaskan jika pemerintah pusat telah mengarahkan prioritas belanja Dana Desa tahun anggaran 2021 ini untuk bantuan langsung tunai (BLT) bagi keluarga miskin terdampak pandemi Covid-19 yang belum mendapat bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Adapun besaran yang akan diterima sebesar Rp 300 ribu per keluarga penerima manfaat.

Diperoleh keterangan, pasien Covid-19 asal Desa Harjosari Lor yang sedang menjalani isolasi mandiri sebanyak 18 orang dan dirawat di rumah sakit 4 orang. Sedangkan di Desa Pedagangan, ada 51 orang yang sedang menjalani isoman dan 11 orang dirawat di rumah sakit. Sementara di Desa Lebaksiu Lor, pasien Covid-19 yang menjalani isoman ada tiga orang dan dirawat di rumah sakit dua orang. (oi/hn)

Share this post :

Berita Populer

Statistik

 
| |
Copyright © 2016. ranahpesisir - All Rights Reserved
Admin by redaksi
Proudly presetnt by ranahpesisir.com