Patriot Terbuang


Audery, siswi keturunan yang belakangan viral dijagat maya nusantara
      Oleh: Aro Agusriyanto Aro

Indonesia itu _"negeri sulapan,"_ kata temanku yang pernah  sekolah di *Australia* dahulu.   Itu lantaran "serba-serbinya" kerap kontra produktif bagi warga negaranya sendiri.

Bayangkan!   Meski hidup di negeri ber-Pancasila namun warganya masih mendapati realitas menyakitkan. Hal haram dplintir halal dan hal hak dipleset-batilkan.  _"Seperti sulapan saja."_

Kali ini atraksi _"sulapannya"_   tentang _policy_  zonasi *PPDB* (penerimaan peserta didik baru).  Orang-orang tua menjerit putra-putrinya tak bisa masuk di sekolah favorit  _binti_  bonafit.

Benarkah begitu?...  Gegara cuma anak tak bersekolah favorit lantas bodoh dan masa depannya suram.   Salah kaprah, tetapi lumrah setiap orang tua _emoh_  nasib anak kesayangannya buruk.

Soal karut marut pendidikan nasional soal klasik dan sampai kapan pun kuku kotornya mencengkram.   Selalu menelan korban tak sebatas anak-anak otak _kentel_,  banyak juga anak otak _encer_.    Musababnya komplit dan komplek .

_Yupz_ komplit dan komplek!   Soal pendidikan nasional _sesungghe_  soal kebangsaan,   namun prakteknya _disulap_ sebagai proyek antar rezim.   *Titik*.   Sehingga usah _keder_   setiap rezim selalu _gorang goreng_   menu program pendidikan nasionalnya.

Demikian kita sebagai rakyatnya.   Diakui atau tidak masih merasa diuntungkan dengan "proyek" tersebut.   Meski anake otak kentel, orang tua bisa _menyulap_  berotak encer.  _Ujug-ujuge_ jadi pejabat tinggi.

Beranikah negara melakukannya?  Sudah tentu takut!   Sebab baik pemerintah maupun yang diperintah masih merasa untung dengan sistim pendidikan sekarang.

Sebaliknya!   Otak se_-encer_ apapun bisa membeku,  terlempar ke negeri antah berantah sana.   _So_ berkacalah...

_Example_ kaca buramnya tercermin di seorang  *Audrey Yu Jian Hui*.   Siswi  jenius ini  tertatih-tatih  bersekolah negeri sampai terlempar ke luar negeri.   Menyakitkan,  namun mau _ngomong_ apa..

Kisah siswi keturunan Tionghoa ini belakangan sempat viral di jagat maya nusantara.  _Pasale,_ setelah terdampar sekian tahun ditemukan sang presiden Jokowi.  Dan ia disebut-sebut salah seorang kandidat layak  menteri kabinet.

Jauh sebelum *zonasi* berlaku.  Si Audery _smart_ pernah ditolak beberapa perguruan tinggi negeri.  Alasannya,  konyol,   lantaran kejeniusannya.

Saat itu usia Audery 13 tahun, sehingga pihak perguruan tinggi menolak menerimanya.   Menyakitkan!  Cantik, muda dan jenius, namun kampus-kampus nasional menolaknya.

Awal cerita ini terbongkar,   setelah Audery bertemu dengan *Presiden RI Joko Widodo*   --- dalam konferensi tingkat tinggi *G-20* di Osaka Jepang kemarin.

Dalam fragmen formal waktu itu.  Jokowi kaget melihat juru bicara wanita cerdas Negara Cina yang ternyata adalah putri Indonesia.

Lebih-lebih begitu diketahui _curicullum vitae-nya,_ dia _*arek Suroboyo*_  yang jenius  --  namun malah mengabdi untuk Tiongkok negeri orang.

Maka begitu Jokowi bertatap muka Audery langsung.  Jokowi lekas mengajak  balik ke tanah air untuk bekerja di *BPPT* Nasional.  Agar  Audrey dapat menyumbangsihkan karyanya untuk Indonesia negerinya sendiri.

Audery menyambut senang ajakan sang presiden.   Sebab  dari kecil bercita-cita ingin  mendedikasikan untuk Indonesia tanah air tercinta.

_Yupz_ dari usia 7 tahun  Audery sudah tertanam jiwa patriotismenya.  Bahkan paska sukses bergelar *S2* (sarjana strata 2) dari *Amerika Serikat*  memutuskan balik ke kampung halaman untuk mendaftar anggota *TNI* (Tentara Nasional Indonesia).

Cuma lagi dan lagi menyakitkan.   Audery ditolak mentah-mentah  -- dengan alasan usianya kurang 17 tahun.

_Liak-liuk_ perjalanan wanita bernama komplit *Maria Audery Lukito* ini memang menyedihkan.    Saat kecil memiliki pemikiran selevel intelektual gaek, membuatnya sulit untuk bertanya kepada siapa pun.

_"Saya mengalami kemalangan .. dilahirkan sebagai anak ajaib di negeri yang sangat mengecilkan pemikiran kritis... Jadi saya harus berpura-pura tidak berpikir ... diam menyimpan semua pertanyaan dalam hati .."_  kata Audery   --  sebagaimana dilansir media _mainstreem._

Takdir lahir Audrey memang spesial, dianugerahi kecerdasan unggul.    Sudah dari sekolah dasar  berfikir *filosofis* tak seperti anak-anak lain seusianya.

Sampai-sampai, guru-guru sekolah dasarnya tak bisa menjangkau pemikiran Audrey kecil.   Camkan,   Audery (usia 6 tahun) diam-diam sudah mempelajari propaganda nasional dan ideologi politik.

_".. dan karenanya saya langsung  jatuh cinta pada ideologi nasional negara saya (Pancasila),"_  beber Audrey kepada _www.Liputan6.com._

Audrey menegaskan,   _"... saya terpesona Pancasila... juga jatuh cinta pada patriotisme di negeri yang menganggap patriotisme sebagai palsu.  Sebagai kepura-puraan belaka."_

Luar biasa.  Dan berkat kedalaman pemikiran-pemikirannya itulah.   _Akhire_  Audrey menulis 8 buku tema-tema Tanah Air Indonesia dan  Ideologi Pancasila.  Respon pembaca manca negara luar biasa.   Semua laku  _best seller._

Catatan sekolah Audrey _amazing_.   Putri pribumi keturunan *Tionghoa* ini:   Lulus SD cuma 5 tahun  -- meski bisa menempuh cuma setahun.  Lalu lulus SMP cukup 1 tahun dan SMA tamat 11 bulan.

Nah konyol menimpanya kala Audery akan masuk kuliah.   Lantaran usianya masih 13 tahun,   perguruan-perguruan tinggi menolaknya.  Mutlak pupus _ngampus_ di negeri tercintanya sendiri.

Si orang tua lantas mengirim Audrey kuliah di Universitas Terbaik di Amerika Serikat:  _The College of William and Mary  Virginia - US._    Audery mahasiswa top skor,  dalam 3 tahun bisa bisa lulus S1 dan S2 sekaligus.

Jiwa patriotisme Indonesianya memanggil,  Audrey pun balik ke tanah air.   Tujuane satu,  berbekal prestasi S2-nya, maju mendaftar TNI.   Tapi _ngenes_  ditolak mentah-mentah,  karena alasan _umure_ kurang 17 tahun.

Meski begitu Audrey tidak manja,  lekas terbang ke Paris - *Perancis*  meneruskan kesarjanaannya ke jenjang *S3*.    Genap usia 25 tahun,   lulus S3 bidang Fisika dan Bahasa.

Tak mau kehilangan,   *NASA USA* (Badan Antariksa Amerika Serikat) pun merekrut Audery dengan bayaran Rp 200 juta/bulan.  Audrey juga mengajar berbagai bahasa di berbagai sekolah di Tiongkok.

Di negeri Tirai Bambu sana,  Audery menjelaskan keunggulan Ideologi Pancasila.  Dengan referensi buku-buku  _best seller-nya_  dengan titel *"Indonesia Tanah Airku"* sampai *"Aku Cinta Indonesiaku"*.

Yang Kuasa Maha Adil. Keteguhan Audrey   diganjar  diitemukan langsung dengan sang *Presiden RI Joko Widodo*.    Sampai gayung bersambut Audery _kelakon_ balik ke tanah air dan menancapkan cita-citanya.

Kini si Audery jenius berbakti kepada Indonesia tercinta.  Gaji Rp 200 juta/bulan dari NASA pun ditinggalkan begitu saja.

Lebih penting dari itu.  Audery sebagai sang *Pancasilais* sejati tak lagi merasa ciut hati menunjukkan patriotismenya kepada Bumi Pertiwi.

Dan wanita kelahiran 1 Mei 1988 itu, sekarang sudah berani tak berpura-pura demi kehormatan keluarga besarnya yg keturunan Tionghoa semata.

Satu tantangan terbesar: Audery harus memberitahukan ke antar anak Bangsa Indonesia tentang:

_" ... perbedaan antara orang Indonesia keturunan Tionghoa, budaya Tionghoa sendiri, orang-orang yang lahir dan besar di Tiongkok, serta evolusi ideologi marxis.."_

Agar tak ada lagi *Bom Waktu*.  Kkonflik sosial horisontal ataupun vertikal.   _Dus_  nyata-nyatabBangsa Indonesia  berdaulat mutlak.  Daulat rakyatnya dan daulat negaranya.

Keteguhan Audery sangat inspiratif bagi *generasi milenia*.  Generasi manja nan apatis nasionalisme.

Jangan sampai,  cuma gara-gara duit,  generasi kita menggadaikan nasionalismenya.  Apalagi kalau sampai takut zonasi seperti sekarang ini.

Jadilah *patriot-patriot negeri sejati*.  Demi martabat anak-anak dan cucu-cucu Indonesia Raya masa depan.(*)

ranahpesisir

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.