Itjen Kemenkeu gelar seminar nasional Audit di Era Digital Implementasi Data Analystic untuk Transformasi Audit Intern/foto: istimewa |
Kemarin, Itjen Kemenkeu menyelenggarakan Seminar Nasional “Audit di Era Digital: Implementasi Data Analytics untuk Transformasi Audit Intern” di Aula Mezzanine Gedung Djuanda I Kemenkeu, Jakarta, Selasa (24/9).
Tema yang diusung merupakan wujud nyata komitmen Itjen untuk beradaptasi terhadap perkembangan praktik profesional dan teknologi, sehingga mampu mengantisipasi risiko serta memanfaatkan peluang yang tercipta dari kedua hal tersebut.
Sekretaris Itjen Kemenkeu menyampaikan bahwa sejak tahun 2017, Itjen Kemenkeu mulai merintis praktik nyata pengawasan berbasis digital dengan penerapan teknik data analytic. Hal ini guna memenuhi parameter IACM level 4 dan mengikuti arus pergerakan penerapan teknologi informasi yang makin masif.
Irjen Sumiyati mengatakan bahwa peran APIP harus mampu menyiapkan diri untuk mengantisipasi dampak perubahan tersebut. “APIP harus berperan aktif mengawal integritas manajemen dalam memasuki era digital. APIP juga perlu memberikan jaminan kepada manajemen bahwa data telah memenuhi confidentiality, integrity, availability," jelas Sumiyati.
Auditor kini harus mampu menerapkan berbagai teknik data analytics dari yang paling dasar, berupa penggunaan TABK. TABK yang diterapkan secara konsisten, dengan dukungan organisasi melalui penyediaan infrastruktur dan penyempurnaan proses bisnis, dapat meningkat menjadi continuous audit, sehingga anomali yang terjadi dapat segera dideteksi.
Di era big data, APIP dapat melakukan terobosan lebih jauh lagi dengan analisis prediktif. Sehingga APIP bukan hanya akan mampu memberikan insight tapi juga mampu memberikan foresight bagi stakeholder.
pemaparan yang disampaikan mengenai kebutuhan perubahan proses audit dan esensi data analytics bagi audit intern; tentang praktik data analytics yang mencakup TABK (Teknik Audit Berbasis Komputer), CA (Continuous Audit), serta analisis prediktif dan preskriptif dalam proses audit oleh Andri Apriyana dari Associate Director Deloitte Indonesia dan Auditor Madya Inspektorat VII Nursevianto Tahier selaku moderator. (*)