Sukses Bisnis Kuliner di Usia Muda

Divisi Pengembangan Bisnis JIC selenggarakan kulaih ke-5 Muslim Preneur Class Abdurrahman Bin Auf (MPC ABA JIC)/foto: istimewa
JAKARTA- Jakarta Islamic Centre melalui Divisi pengembangan Bisnis menyelenggarakan kuliah ke 5 Muslim Preneur Class Abdurrahman Bin Auf (MPC ABA JIC) yang bekerjasama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Utara (HIPMI JAKUT), bertempat di Ruang Audiovisual 1 Jakarta Islamic Centre, Kramat Jaya Koja, Jumat (18/10).

Hadir sebagai pembicara, Muhammad Setiawan selaku enterprenur berbasis digital yang membahas solusi aplikasi BisnisKu untuk pelaku usaha mikro, dan narasumber lainnya Yudhi Samson pemilik Resto Marannu Kelapa Gading Jakarta Utara, mengangkat tema sharing bisnis suka duka bisnis kuliner di Jakarta.

Dalam pemaparannya, Yudhi Samson mengatakan bisnis kuliner memang memiliki potensi yang sangat besar, tapi ternyata tidak semua bisnis kuliner dapat berjalan dengan mulus. Banyak orang yang beranggapan bahwa bisnis ini adalah bisnis yang mudah dan menguntungkan.

"Sehingga mereka menggampangkan proses pembuatan bisnis tersebut, kenyataannya tidak sedikit orang yang akhirnya gagal di tengah jalan karena tidak mempersiapkan bisnis mereka dengan sebaik-baiknya," terangnya.

Selanjutnya pemilik Resto Marrannu tersebut menjelaskan apa yang harus dipersiapkan.

"Pengusaha harus menentukan lokasi, timing serving, pelayanan, suasana, menu/produk yang anda jual dan masih banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai sebuah bisnis kuliner," jelas Yudhi selaku Bendahara Umum HIPMI Jakarta Utara.

"Pada prinsipnya, kalau kita mau menjadi pengusaha kita harus tanamkan jiwa yang bersih, tidak merendahkan satu sama lain justru kita harus menghormati mereka, sebagai contoh kalau di Resto Marannu yang saya pimpin, kalau kita makan enak, karyawan juga harus enak dan Alhamdullilah juga, di tiap tahun kami memberangkatkan dua orang umrah yang sudah bekerja dengan baik dan disiplin," lanjutnya.

"Ingat, kita bisa berkembang, karena karyawan kita, kalau karyawan kita maju berarti kita juga ikut maju, bila perlu mereka harus hidup enak di kampungnya, semisal sewaktu-waktu istri mereka sedang melahirkan, kita harus membantunya, termasuk ketika karyawan kita orangtuanya sakit kita harus bantu, itu merupakan wujud kepedulian kita agar nantinya mereka bisa menceritakan ke orang orang di sampingnya atau tetangganya, dari cerita itu bisa menjadi doa serta penyemangat dalam kita bersedekah," paparnya.

Muhammad Rusdy selaku Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Badan Manajemen Jakarta Islamic Centre ini berpesan, melalui MPC-ABA JIC dengan tema kuliner, pihaknya terus memberikan ruang bagi masyarakat, khususnya UMKM, yang ingin belajar bisnis berbasis Islam.

"Kami persilahkan. Karena sejatinya, menjadi muslim adalah bagaimana memberikan kemanfaatan bagi sesama. Terutama dalam aktivitas kehidupannya sebagai ajang berdakwah, termasuk menjadikan lahan bisnis sebagai media dakwah yang ikhtiarnya dalam menjemput rezeki dari Allah SWT," ungkapnya.

Kepala Sekretariat JIC, Ahmad Juhandi mengatakan kalau melihat sirah Nabi bahwa Beliau sejak muda adalah seorang bisnisman. Untuk itu kita bisa mencontoh bagaimana berbisnis sesuai dengan yang diajarkanRasulullah. Agar bisnis kita maju dan berkah. (*)

ranahpesisir

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.