Hendropriyono, mantan Kepala BIN/foto: istimewa |
JAKARTA (ranahpesisir.com)- Konflik Israel versus Palestina tengah bergejolak. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengimbau semua pihak tidak membawa situasi peperangan di luar negeri itu ke dalam negeri.
"Perang di Irak, Libya, Suriah, Palestina, Israel, tolong jangan dibawa ke sini! Sadarlah anak-anak bangsa Indonesia yang tercinta, untuk menjaga dan melindungi seluruh rakyat kita agar tidak menderita seperti mereka di sana. Naudzubillahi min dzalik," kata Hendropriyono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/5/2021).
Dia berefleksi mengenai Hari Kebangkitan Nasional. Dulu, bangsa Indonesia punya moral yang penuh sopan santun dan tata krama, menghargai pemimpin dan orang yang lebih tua. Kini dia merasa ada perubahan karena ada gejala 'kerasukan roh' ke dalam generasi kekinian.
"Setelah kita mulai kerasukan setan komunis dan roh liberal, kita merasa harus sama rata dan harus bebas terlepas dari segala norma hidup berbangsa dan bernegara. Secara bertahap, penghargaan kepada pemimpin masyarakat hilang tak berbekas. Kita sekarang sudah terbiasa menyebut mereka dengan namanya saja, yang makin lama makin bebas untuk melecehkan, mencaci maki dan menghina-dina. Melawan dan menantang orang tua yang sejatinya tabu bagi kita, kini bahkan menjadi kebanggaan," tutur Hendropriyono.
Dia juga melihat kemunculan pemanipulasi agama yang 'kerasukan roh jahat', sehingga membuat orang menjadi sulit mengendalikan diri. Pemanipulasi agama membuat orang-orang menjadi emosional dan saling membenci. Hendropriyono kemudian masuk ke topik perang setelah membahas soal pemanipulasi agama.
"Menantang perang bukan tanda seorang petarung, tapi hanya seekor kodok sombong yang menggembungkan perutnya saja. Perang hanya akan menghasilkan yang kalah menjadi abu dan yang menang menjadi arang. Lalu apa yang bisa kita wariskan kepada anak-anak kita? Hanya suatu hari depan yang gelap gulita?" tuturnya.
Dia tidak ingin opini masyarakat tercebur mendukung peperangan. Hendropriyono tidak menginginkan perang.
"Marilah berhenti berkoar-koar yang menyesatkan opini umum, yang membuat masyarakat bisa ikut kerasukan dan kecebur dalam jurang kesengsaraan. Perang niscaya membawa kesengsaraan, bagi setiap orang dan seluruh bangsa kita," kata dia. (data pustaka)