Kelompok Teroris Lekagak Talenggeng sejak awal tahun 2021 melakukan serangkaian aksi teror di Kabupaten Puncak Papua/foto: istimewa
PAPUA (ranahpesisir.com)- Kelompok teroris Lekagak Talenggen sejak awal tahun 2021 melakukan serangkaian aksi teror di Kabupaten Puncak, Papua.
Tidak hanya merusak fasilitas pendidikan dan rumah guru dan rumah warga, kelompok teroris ini juga menembak mati guru, pelajar, warga sipil, hingga aparat keamanan TNI-Polri, serta membakar sebuah helikopter.
Aksi brutal kelompok Lekagak Talenggeng bermula pada 8 April. Kala itu, anak buahnya menembak seorang guru bernama Oktovinus Rayo di Distrik Beoga.
Keesokan harinya, 9 April, kelompok teroris ini kembali menembak mati guru Yonathan Rande yang hendak mengambil terpal untuk menutup peti jenazah guru Oktovianus Rayo.
Kelompok teroris ini juga membakar tiga bangunan sekolah, dari SD, SMP hingga SMA di Distrik Beoga.
Anak buah Lakagak Talenggeng pada 11 April juga membakar sebuah helikopter yang terpakir di Bandara Aminggaru, Distrik Ilaga.
14 Apil, kelompok teroris ini kembali menembak mati seorang pengemudi ojek di Distrik Omikia dan membakar rumah Wakil Ketua DPRD Puncak di Distrik Beoga.
15 April, korban sipil kembali berjatuhan. Seorang pelajar berusia 16 tahun tewas ditembak kelompok teroris ini.
17 April, kelompok teroris kembali berulah di Kampung Dambet, Distrik Beoga. Mereka kembali membakar rumah guru dan rumah kepala suku Dambet, serta berupaya membakar bangungan Sekolah Dasar.
Seminggu kemudian, tepat 25 April, kelompok teroris ini telibat kontak tembak dengan aparat TNI-Polri di Kampung Dambet, Distrik Beoga. Dalam kontak tembak itu Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur.
Dua hari kemudian, 27 April di Kampung Makki, Distrik Ilaga, Bharada I Komang Wira Natha gugur setelah Satgas Operasi Nemangkawi melakukan penindakan hukum di Markas Lumawi yang merupakan tempat Lekagak Talenggeng.
Bharada I Komang gugur dalam kontak tembak dengan kelompok teroris.
Kemudian, tanggal 6 dan 7 Mei, kelompok teroris ini melakukan teror dengan menembaki pos aparat keamanan di Kampung Kimak, Distrik Ilaga.
Tak hanya itu, kelompok teroris ini juga membakar rumah Yorin Tabuni yang dijadikan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) bagi anak-anak setempat untuk belajar demi masa depan untuk membangun Papua.
Serangkaian aksi teror yang dilakukan kelompok teroris ini ternyata memiliki tujuan tersendiri bagi Lekagak Talenggeng.
Dinus Waker, juru bicara panglima tertinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Goliat Tabuni mengatakan bahwa serangkaian aksi yang dilakukan Lekagak Talenggeng bukan murni untuk perjuangan Kemerdekaan Papua.
Sebab, serangkaian teror yang dilakukan kelompok Lekagak Talenggeng tergolong ngawur. Rumah orang Papua yang dijadikan PKBM justru dibakar.
Hal ini membuat panglima tertinggi TPNPB Goliat Tabuni marah besar, karena kelompok teroris Lekagak Talenggeng justru membuat rasa takut bagi Orang Asli Papua (OAP) itu sendiri.
"Panglima besar Goliat Tabuni marah terhadap aksi yang dilakukan oleh kelompok Lekagak Telenggen yang bertindak sembarangan. Goliat Tabuni marah besar ketika kelompok Lekagak Telenggen membakar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang merupakan tempat belajar untuk masyaraka di Illaga," tutur Dinus.
Dinus menilai, kelompok Lekagak Talenggeng hanya ingin menunjukan eksistensinya kepada Sebby Sambon juru bicara TPNPB dan Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda untuk merebut kekuasaan sebagai panglima tertinggi TPNPB dari tangan Goliat Tabuni.
Padahal, apa yang dilakukan kelompok Lekagak Talenggeng tidak murni untuk perjuangan kemerdekaan Papua. Ini bisa dilihat dengan serangkaian teror yang dilakukan sejak April hingga Mei 2021 di Kabupaten Puncak.
Teror yang dilakukan kelompok Lekagak Talenggeng bukannya perang melawan pasukan Indonesia TNI-Polri, tapi justru teror itu menakutkan orang Papua sendiri.
"Kalau murni mau berjuang memerdekakan Papua, harus perang lawan pasukan Indonesia, bukan kasih takut orang Papua sendiri," ujar Dinus. (*)