SLAWI (ranahpesisir com)-Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup (LH) Ade Palguna Ruteka mendukung rencana pembentukan Taman Nasional Gunung Slamet seluas 30,9 ribu hektare yang mencakup lima wilayah kabupaten.
Hal tersebut ia sampaikan usai membuka acara Zero Waste Adventure Camp (ZWAC) 2025 di Permadi Camp Guci, Jumat (01/07/2025) malam.
ZWAC 2025 yang berlangsung selama tiga hari dan dua malam ini diikuti 150 peserta pelajar, mahasiswa dan komunitas pencinta alam yang datang dari berbagai kabupaten dan kota di pulau Jawa.
Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye tahunan Kementerian LH yang sebelumnya telah dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Merbabu untuk mengedukasi generasi muda mengenai tanggung jawab terhadap sampah.
“Tujuan utama kita adalah menumbuhkan kesadaran sejak dini bahwa sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi setiap individu. Para pendaki, pelajar, mahasiswa, komunitas, semuanya bisa jadi pelopor gerakan perubahan ini,” jelasnya.
Di sini pihaknya melibatkan sejumlah tokoh pendaki nasional sebagai influencer yang dinilai memiliki amplifikasi besar di media sosial untuk ikut serta mengampanyekan zero waste. Mereka juga mengajak peserta berlatih teknik pendakian seperti packing ramah lingkungan, manajemen sampah, etika pendakian, hingga praktik langsung pemilahan sampah di lingkungan alam terbuka.
Kampanye ini juga membawa misi besar, yaitu menjadikan Gunung Slamet sebagai model destinasi wisata pendakian tanpa sampah atau zero waste hiking destination.
“Mari, jadikan Gunung Slamet ini bukan saja gunung yang bersih dari sampah, tapi destinasi role model pendakian yang bertanggung jawab. Petualangan bebas sampah itu mungkin. Zero waste adventure is possible,” ucapnya.
Founder ZWAC Siska Nirmala menuturkan gagasan zero waste adventure ia luncurkan sejak tahun 2012. Kegiatan kamping dan bertualang di alam terbuka bersama anak-anak muda menjadi basis gerakannya yang kemudian didukung Kementerian LH sebagai bagian dari kampanye Hari Sampah Nasional di tahun 2019 yang puncaknya diselenggarakan di Curug Layung, Bandung. Sedangkan ZWAC 2024 diselenggarakan di Taman Nasonal Gunung Merbabu.
“Trend pendakian gunung terus meningkat dan hampir semua gunung ramai pendakian. Sehingga edukasi gaya hidup minim sampah ke generasi muda lewat kegiatan berpetualang seperti ini sangat diperlukan dan ini efektif,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman saat ditemui usai acara pembukaan ZWAC 2025 mengatakan pihaknya bersama empat bupati lainnya telah mengajukan surat kepada Gubernur Jawa Tengah terkait usulan pembentukan Taman Nasional Gunung Slamet.
Peningkatan status kawasan hutan di lereng Gunung Slamet ini diharapkan bisa mencegah deforestasi hutan lindung yang banyak dikonversi secara ilegal menjadi lahan pertanian tanaman kentang oleh sejumlah petani di wilayah Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes.
“Info terakhir yang kami terima, masyarakat petani (penjarah lahan hutan lindung) sudah siap untuk menghentikan aktivitas pertaniannya di kawasan hutan lindung. Maka, kesepakatan mereka dengan para pihak ini akan kita pantau,” ujar Ischak.
Lebih lanjut, salah satu peserta ZWAC 2025, Ulfa (22), asal Wonosobo mengaku tertarik dengan kegiatan pengurangan dan pengolahan sampah, termasuk aktivitas pendakian. Sehingga menurutnya, basecamp pendakian harus terlibat aktif menegakkan aturan pengelolaan sampah kepada pendaki agar kebersihan gunung tetap terjaga.
“Tanggung jawab kita terhadap sampah bisa diawali dari hal-hal kecil, semisal habis makan sesuatu lalu ada sampah tersisa dan tidak ada tempat sampah bisa ditaruh di saku dulu atau membiasakan membawa botol minuman sendiri,” ujar mahasiswi Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta ini. (ZS/hn)