SLAWI (ranahpesisir.com)-Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi platform digital yang akan memudahkan pelaku UMKM dalam menghemat biaya operasional, pengelolaan konten, memperluas pasar, membangun rekam jejak digital hingga menyusun laporan keuangan yang memudahkan analisis kelayakan sebuah usaha oleh lembaga keuangan.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud saat membuka acara Capacity Building yang diselenggarakan oleh Perwakilan Bank Indonesia Tegal dengan tajuk Membangun Spirit Syariah dalam Berwirausaha dan Bijak Memanfaatkan AI dalam Ekspansi Bisnis di Pendopo Amangkurat, Rabu (06/08/2025).
Menurut Amir, UMKM adalah tulang punggung perekonomian daerah. Sedikitnya ada 156 ribu pelaku UMKM di Kabupaten Tegal yang bukan hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga penyangga kehidupan ekonomi keluarga dan penggerak ekonomi.
Melalui kegiatan ini, diharapkan pelaku UMKM dapat mengikuti arus transformasi digital yang berjalan cepat, seiring berkembangnya teknologi informasi dan kecerdasan buatan.
Menurutnya, digitalisasi usaha menjadi sebuah keharusan, selain tanpa jejak transaksi digital, pelaku UMKM akan sulit mengakses pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Terlebih di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini, perbankan semakin selektif menyalurkan kreditnya guna menekan rasio kredit macet.
Namun, ia juga mengingatkan agar pelaku UMKM untuk waspada dan cerdas dalam memilih platform digital agar tidak terjebak dalam skema yang merugikan.
“Jangan sampai semangat go digital justru dimanfaatkan aplikator atau aggregator dengan komisi tinggi, biaya tersembunyi, atau kontrak yang membebani. Kita harus pastikan literasi digital dan literasi keuangan pelaku UMKM menguat,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal Bimala mengatakan, kegiatan yang diikuti oleh seratus pelaku UMKM ini menunjukkan adanya animo yang tinggi dari pelaku usaha untuk beradaptasi dengan teknologi AI.
“Kami awalnya hanya membuka 50 kuota, tapi peminatnya membludak hingga 100 peserta. Terlebih, kegiatan ini istimewa karena kami adakan khusus untuk UMKM Kabupaten Tegal,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara UMKM besar dan kecil. Pasalnya, UMKM besar bisa menjadi penggerak ekosistem usaha dengan mengasuh dan memberdayakan UMKM yang lebih kecil dalam rantai pasok produksinya.
“Harapan kami, akan terbentuk proses bisnis di mana UMKM kecil bisa mensuplai kebutuhan UMKM besar,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa materi pelatihan ini mencakup digitalisasi transaksi keuangan, literasi keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga pemanfaatan teknologi AI untuk menyusun proposal bisnis, promosi produk dan analisis pasar.
Bimala pun menekankan agar para peserta tidak hanya memahami materi teoritiknya saja, tetapi juga penerapan dan pemantauan dampaknya terhadap peningkatan transaksi usaha masing-masing.
“Kami akan pantau sampai akhir tahun. Apakah setelah pelatihan ini ada peningkatan penjualan dan kemampuan promosi atau tidak,” ucapnya. (EW/hn)