BREBES (ranahpesisir.com)-Pemerintah Kabupaten Brebes terus menggenjot percepatan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sesuai arahan Menteri Dalam Negeri. Hingga saat ini, dari target 170 dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang harus tersedia baru 13 dapur yang sudah beroperasi dan 30 dapur yang belum beroperasi dalam tahap verifikasi. Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat Brebes merupakan Kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di Jawa Tengah.
"Program MBG bukan hanya bertujuan memberikan makanan bergizi kepada masyarakat, terutama pelajar, ibu hamil, menyusui, lansia, dan kelompok rentan, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian daerah," ucap Pj Sekda Brebes Dr Tahroni MPd saat membuka Rakor Program MBG di Aula Lantai 6 KPT Brebes, Rabu (13/8/2025).
Tahroni mengatakan, setiap dapur atau SPPG memerlukan sekitar 50 tenaga kerja, 3 orang (kepala SPPG, Ahli Gizi, dan Akuntan), direkrut dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan 47 orang direkrut dari Mitra SPPG sehingga jika target 170 dapur terpenuhi, akan tercipta ribuan lapangan kerja baru.
Selain itu, lanjut Tahroni, program MBG juga berpotensi mendorong pertumbuhan UMKM, khususnya di sektor pertanian, peternakan, dan distribusi pangan. Kebutuhan bahan baku seperti telur, ayam, dan hasil pertanian lain akan meningkat serta memberikan peluang pasar yang besar bagi petani dan peternak lokal.
“Kalau dihitung, satu dapur bisa menghasilkan penghasilan hingga Rp120 juta per bulan. Ini peluang luar biasa untuk masyarakat dan pengusaha yang ingin berinvestasi,” ujar Tahroni.
Pemkab Brebes juga sedang membentuk Satgas Percepatan Penyelenggaraan Program MBG yang beranggotakan berbagai unsur, mulai dari pemerintah daerah, dunia usaha, hingga tokoh masyarakat. Targetnya, setiap kabupaten harus memiliki 50 titik dapur yang siap beroperasi dalam waktu dekat.
Tahroni mengajak para pengusaha, pejabat, dan pihak swasta untuk berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan dapur. Skema kemitraan dengan yayasan juga dibuka, sehingga pihak non-pemerintah dapat ikut serta tanpa melanggar ketentuan yang berlaku.
“Program MBG ini rencananya akan diundangkan, sehingga bersifat jangka panjang. Ini investasi sosial dan ekonomi yang sangat menjanjikan,” tegasnya.
Tahroni berharap dukungan semua pihak, Pemkab Brebes optimistis target pembangunan 170 dapur MBG dapat tercapai, sehingga manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat, baik dari sisi gizi maupun pertumbuhan ekonomi daerah.
Perwakilan Food Security Review Indonesia Antoni Sihombing memaparkan, potensi besar Kabupaten Brebes dalam pelaksanaan program MBG. Berdasarkan data, jumlah penerima manfaat program ini di Brebes diperkirakan mencapai kurang lebih 638.000 jiwa, terdiri dari 462.000 anak usia 5 sampai 18 tahun dan 176.000 ibu hamil, menyusui serta balita.
"Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dibutuhkan 155 dapur dengan kapasitas melayani sekitar 3.000 orang per hari per dapur. Setiap dapur diperkirakan memerlukan biaya pembangunan sekitar Rp1 miliar, sehingga total biaya mencapai Rp155 miliar, program ini akan membuka lapangan kerja bagi 7.285 pekerja lokal (47 pekerja per dapur)," jelasnya.
Antoni menegaskan, peluang ini tidak hanya memberikan manfaat gizi bagi masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, menghidupkan UMKM, serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Brebes yang saat ini berada di kisaran Rp622 miliar per tahun.
Turut Hadir pada acara tersebut Jajaran Forkopimda Brebes, Koordinator Wilayah Badan Inteligen Negara, Koordinator Wilayah Badan Gizi Nasional, serta para Kepala OPD kabupaten Brebes.(gus)