1.333 Nelayan Pantura Terima Bantuan Beras Paceklik

 


BANTUAN BERAS PACEKLIK-Pemerintah Kabupaten Tegal menyalurkan bantuan beras paceklik kepada 1.333 nelayan Pantura. Bantuan hasil kolaborasi Pemkab Tegal dengan Bank Jateng ini diserahkan langsung oleh Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Suradadi, Jumat (26/12/2025) pagi/ foto: istimewa 

SLAWI(ranahpesisir.com)
-Di tengah cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang membatasi aktivitas melaut, Pemerintah Kabupaten Tegal menyalurkan bantuan beras paceklik kepada 1.333 nelayan Pantura. Bantuan hasil kolaborasi Pemkab Tegal dengan Bank Jateng ini diserahkan langsung oleh Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Suradadi, Jumat (26/12/2025) pagi.


Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman mengatakan, masing-masing nelayan menerima bantuan satu kantong beras seberat 10 kilogram sebagai upaya meringankan beban kebutuhan pokok saat penghasilan menurun akibat musim paceklik. Nelayan penerima manfaat tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Kramat sebanyak 541 orang, Suradadi 459 orang, Warureja 174 orang, dan Kedungbanteng 159 orang.

Ischak menjelaskan, penyaluran bantuan ini merupakan gelombang kedua bantuan beras paceklik bagi nelayan Kabupaten Tegal. Sebelumnya, Pemkab Tegal melalui Dinas Sosial dan Dinas Perikanan telah menyalurkan bantuan kepada 1.500 nelayan. Pada tahap ini, bantuan menyasar nelayan yang belum menerima bantuan sebelumnya.


“Ini adalah bentuk komitmen pemerintah daerah bersama HNSI dan Bank Jateng untuk hadir di tengah kesulitan nelayan, terutama saat musim paceklik akibat cuaca ekstrem,” ujar Ischak yang juga menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tegal.


Menurutnya, gelombang tinggi dan cuaca yang tidak menentu membuat nelayan sangat terbatas untuk melaut, sehingga pendapatan menurun drastis, bahkan tidak jarang nihil. Berdasarkan data Dinas Perikanan, jumlah nelayan di Kabupaten Tegal sekitar tiga ribuan orang, sementara musim paceklik diperkirakan berlangsung hingga Februari atau Maret 2026.

“Bantuan beras ini merupakan intervensi jangka pendek untuk meringankan beban nelayan. Namun ke depan, kami berkomitmen memperkuat sektor kelautan melalui program pemberdayaan nelayan, peningkatan sarana dan prasarana perikanan, penguatan kelembagaan nelayan, hingga diversifikasi sumber penghasilan masyarakat pesisir,” jelasnya.


Bantuan beras gelombang kedua ini bersumber dari Program Keberlanjutan Penuntasan Kemiskinan (PKPK) Bank Jateng dengan total bantuan mencapai 13,3 ton beras. Ischak menegaskan, kehadiran negara bagi nelayan bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keniscayaan mengingat kerentanan nelayan terhadap kondisi alam.


Pada kesempatan tersebut, Ischak juga menyampaikan berbagai program perlindungan nelayan, termasuk asuransi nelayan melalui BPJS Ketenagakerjaan. Program ini memberikan perlindungan risiko kerja bagi nelayan, dengan manfaat santunan hingga puluhan juta rupiah serta beasiswa pendidikan bagi anak nelayan jika terjadi musibah.

Sementara itu, Ketua HNSI Provinsi Jawa Tengah, Riswanto, menekankan pentingnya perlindungan keselamatan dan jaminan sosial bagi nelayan sebagai pekerja sektor kelautan yang memiliki risiko tinggi.


Menurutnya, nelayan adalah kelompok pekerja dengan risiko kerja yang besar, sehingga aspek keselamatan, asuransi, dan perlindungan sosial harus menjadi perhatian utama. Keberadaan asuransi bukan untuk digunakan, tetapi sebagai bentuk antisipasi jika terjadi musibah.


Ia juga menyambut baik langkah Pemerintah Kabupaten Tegal yang mendorong penguatan sektor kelautan melalui program Kabupaten Layak Nelayan. “Kami berharap Kabupaten Tegal dapat menjadi contoh nasional dalam pengelolaan dan pemberdayaan nelayan. HNSI siap mendukung dan mengawal program ini bersama pemerintah daerah dan Kementerian Kelautan dan Perikanan,” pungkasnya.

Ketua HNSI Kabupaten Tegal, Maskun, mengatakan pendistribusian bantuan beras ini sekaligus menjadi bahan evaluasi penting terkait validitas data nelayan di Kabupaten Tegal. “Berdasarkan data yang kami terima dari Dinas Perikanan, jumlah nelayan di Kabupaten Tegal tercatat 2.905 orang. Dari jumlah tersebut, 1.500 nelayan telah menerima bantuan pada tahap pertama dan 1.333 nelayan menerima bantuan hari ini. Namun di lapangan kami masih menemukan kendala, ada nama yang tercantum tetapi orangnya tidak ditemukan di desa, sehingga ke depan perlu dilakukan pendataan ulang agar bantuan benar-benar tepat sasaran,” ujar Maskun.

Ia menambahkan, HNSI bersama pemerintah daerah akan memastikan seluruh bantuan dapat tersalurkan dengan baik, termasuk bagi nelayan yang berhalangan hadir saat penyerahan.

“Bagi nelayan yang hari ini tidak hadir, bantuan tetap akan kami distribusikan melalui kelompok nelayan masing-masing. Prinsipnya, bantuan ini harus sampai dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh keluarga nelayan,” tegasnya.

Di sisi lain, bantuan ini disambut haru oleh para nelayan. Subekhi (42), nelayan asal Warureja, mengaku sudah lebih dari sepekan tidak melaut akibat cuaca ekstrem, mengingat debur ombak dan cuaca yang belum bersahabat. Sehingga, bantuan beras paceklik ini menurutnya menjadi bukti kehadiran Pemerintah Kabupaten Tegal dalam mendampingi nelayan Pantura, sembari menumbuhkan harapan agar laut kembali ramah dan roda perekonomian nelayan kembali berputar.

“Bantuan beras ini sangat membantu untuk keluarga, karena sejak cuaca buruk kami tidak bisa melaut,” ungkapnya. (*)

ranahpesisir

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.