Bupati Banyumas Achmad Husein tinjau industri garmen Kalibagor/foto: istimewa |
Peninjauan dilakukan untuk memastikan industri tersebut dapat berjalan lancar tidak mengalami kesulitan. Mengingat dirinya kurang lebih empat tahun membujuk investor ini untuk mau berinvestasi disini.
Bupati mengapresiasi perusahaan garmen PT Sansan Saudaratex Jaya, karena telah bersedia berinvestasi di lokasi bekas Pabrik Gula Kalibagor. Apabila berjalan lancar tentu akan terbangun kawasan industri garmen untuk memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.
"Saya kurang lebih empat tahun membujuk investor ini untuk mau berinvestasi disini," jelasnya.
Lamanya proses menggandeng investor menurut bupati, dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan seperti mahalnya harga tanah. Selain itu ada anggapan jika kebanyakan warga Banyumas bukan pekerja pabrik dan suka bekerja di toko.
"Akan tetapi setelah pabrik garmen ini dibuka, ternyata banyak juga pekerja yang asli Banyumas. Ini adalah awal dirintisnya industri garmen di Banyumas. Apabila berhasil, kami sudah mempunyai 20 pengusaha garmen yang akan menanamkan investasi di Kabupaten Banyumas," kata Bupati.
Rencana lain kawasan industri garmen juga akan dibangun di Blok Sekti, Desa Randegan, Kecamatan Wangon. Sudah tersedia kawasan seluas 40 hektare dan sudah dibicarakan dengan Kementerian Perindustrian.
Bupati optimistis akan banyak pengusaha garmen yang tertarik berinvestasi jika ada kawasan industri dengan harga sewa yang murah dan proses perizinannya mudah.
"Tantangannya adalah saya harus melakukan pembebasan jalan masuk, kurang lebih pada akhir tahun ini, kemudian pembangunan mulai tahun depan," ungkapnya.
Support Manager PT Sansan Saudaratex Jaya Hasanudin mengatakan pabrik garmen yang mulai beroperasi pada bulan Oktober 2019 tersebut merupakan ekspansi dari perusahaan yang berpusat di Jawa Barat.
Menurutnya, PT Sansan Saudaratex Jaya Kalibagor mempunyai luas area 13.000 meter persegi hingga saat ini telah mempekerjakan lebih kurang 160 karyawan yang berasal dari Banyumas.
"Kami setiap bulan selalu melakukan perekrutan calon pekerja antara 50-100 orang untuk melakukan pelatihan selama dua minggu. Semua pekerja rata-rata dari nol dan mereka adalah lulusan SMK," katanya.
Dia mengakui jika rata-rata produksi saat sekarang baru mencapai 75 potong per jam sehingga dalam sehari bisa 1.000 potong pakaian jadi.
"Sebenarnya bisa menghasilkan 150 pieces (potong) per jam namun karena semua yang ada di sini masih baru, ya baru setengahnya saja yang dihasilkan," tambahnya.
Bupati menargetkan pada bulan April 2020 sudah bisa mencapai 12 line atau sekitar 500-600 pekerja dan pada saatnya nanti setelah penuh 20 line, bisa mencapai 1.500 pekerja.(*)